LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANISASI
PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI-A
Disusun Oleh
Yassi Oviana Putri
1206136655
LABORATORIUM
TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, kesabaran, serta
kesehatan yang telah diberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Akhir Praktikum Mekanisasi Pertanian ini dengan baik dan lancar. Segala puji
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan dalam menjalani
dan menyikapi kehidupan di dunia ini.
Laporan ini merupakan hasil dari pelaksanaan
praktikum Mekanisasi Pertanian dari awal hingga akhir yang disusun secara
sistematis untuk mempermudah pembaca dalam mempelajari dan memahaminya. Laporan
ini juga dilengkapi dengan lampiran yang melampirkan gambar alat-alat dan mesin
pertanian serta hasil dari praktikum agar pembaca lebih mengerti bagaimana
bentuk dari hasil yang kami lakukan dalam kegiatan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyajian laporan
ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami dengan besar hati menerima
kritik dan saran yang membangun guna mengoptimalisasikan penyampaian laporan
ini.
Pekanbaru, Mei 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR................................................................. i
DAFTAR
ISI.......................................................................... ii
DAFTAR
GAMBAR.................................................................. v
DAFTAR
TABEL..................................................................... vi
DAFTAR
NOTASI................................................................. vii
BAB
I PENDAHULUAN.......................................................... 1
1.1 . Latar Belakang...................................................... 1
1.2 . Tujuan................................................................. 2
1.3 . Manfaat............................................................... 3
1.4 . Sistematika Penulisan............................................ 3
BAB
II TEORI DASAR............................................................ 5
2.1.
Mekanisasi Pertanian.............................................. 5
2.2.
Defenisi Traktor Secara Umum................................ 5
2.3.
Defenisi Traktor Roda Dua / Hand Tractor................. 5
2.3.1.
Bagian-Bagian Traktor Roda Dua........................ 6
2.3.2.
Komponen Utama Traktor Roda Dua................... 7
2.3.3.
Ukuran Traktor Dua Roda Menurut Kapasitas...... 14
2.3.4.
Jenis Pekerjaan Traktor Roda Dua..................... 15
2.3.5.
Jenis Alat Bantu Traktor Roda Dua.................... 15
2.4.
Defenisi Traktor Roda Empat / Mini Tractor.............. 18
2.4.1.
Komponen Utama Traktor Roda Empat.............. 19
2.4.2.
Ukuran Traktor Roda Empat Menurut Kapasitas... 22
2.4.3.
Jenis Pekerjaan Traktor Roda Empat................. 22
2.4.4.
Jenis Alat Bantu Traktor Roda Empat................. 23
2.5.
Motor Bakar........................................................ 26
2.5.1.
Motor 2 Tak................................................... 26
2.5.2.
Motor 4 Tak................................................... 27
2.5.3.
Motor Diesel.................................................. 29
2.5.4.
Motor Bensin................................................. 33
2.5.5.
Oli Pelumas................................................... 33
2.6. Maintance /
Perawatan Traktor.............................. 36
2.7. Macam-Macam Pola Bajak.................................... 39
BAB
III ALAT DAN BAHAN................................................... 43
3.1. Alat.................................................................... 43
3.1.1.
Bajak Singkal................................................ 43
3.1.2.
Bajak Rotary................................................. 44
3.1.3.
Meteran........................................................ 45
3.1.4.
Stop Watch................................................... 45
3.1.5.
Gelas Ukur.................................................... 46
3.1.6.
Cangkul........................................................ 47
3.1.7.
Patok........................................................... 47
3.1.8.
Lahan UPT FP UR............................................ 48
3.2. Bahan................................................................ 49
BAB
IV PROSEDUR KERJA.................................................... 50
4.1.
Prosedur Umum................................................... 50
4.2.
Prosedur Hand Tractor (Traktor Roda Dua).............. 55
4.2.1.
Cara Menghidupkan Traktor Roda Dua............... 55
4.2.2.
Cara Mematikan Traktor Roda Dua.................... 56
4.2.3.
Cara Mengoperasikan Traktor Roda Dua............ 56
4.2.4.
Proses Bajak Singkal pada Traktor Roda Dua...... 59
4.2.5.
Proses Bajak Rotary Traktor Roda Dua.............. 61
4.3.
Prosedur Mini Traktor........................................... 61
4.3.1.
Cara Menghidupkan Traktor Roda Empat............ 61
4.3.2.
Cara Mematikan Traktor Roda Empat................ 63
4.3.3.
Cara Mengoperasikan Traktor Roda Empat......... 63
4.3.4.
Proses Bajak Singkal pada Mini Traktor.............. 67
BAB
V HASIL DAN PEMBAHASAN........................................ 71
5.1.
Hasil.................................................................. 71
5.2.
Pembahasan....................................................... 75
BAB
VI PENUTUP................................................................ 80
6.1. Kesimpulan......................................................... 80
6.1.
Saran................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
2.1. Traktor Roda Dua / Hand Traktor........................ 6
Gambar
2.2. Kopling Utama................................................. 8
Gambar
2.3. Kopling Kemudi................................................ 9
Gambar
2.4. Traktor dengan Roda Ban.................................. 10
Gambar
2.5. Persneling Mesin Rotary..................................... 12
Gambar
2.6. Tuas Penyangga Depan..................................... 13
Gambar
2.7. Mesin (Enginee) Traktor Roda Empat................... 19
Gambar
2.8. Alat Penyalur Tenaga........................................ 20
Gambar
2.9. Poros PTO Traktor Roda Empat........................... 22
Gambar
2.10. Motor 2 Tak................................................... 26
Gambar
2.11. Motor 4 Tak................................................... 27
Gambar
2.12. Oil Pelumas.................................................... 34
Gambar
3.1. Bajak Singkal.................................................. 44
Gambar
3.2. Bajak Rotary................................................... 44
Gambar
3.3. Meteran.......................................................... 45
Gambar
3.4. Stop Watch..................................................... 46
Gambar
3.5. Gelas Ukur...................................................... 47
Gambar
3.6. Cangkul.......................................................... 47
Gambar
3.7. Patok Kayu...................................................... 48
Gambar
3.8. Lahan UPT FP UR.............................................. 49
Gambar
4.1. Pengoperasian Traktor Roda Empat..................... 50
Gambar
4.2. Pengoperasian Traktor Roda Dua........................ 51
Gambar
4.3. Hand Traktor Menggunakan Bajak Rotary............ 61
Gambar
4.4. Bajak Singkal Mini Traktor................................. 68
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Pengamatan Traktor Roda Dua (Yanmar)
Menggunakan Garu 71
Tabel 2. Hasil Pengamatan Traktor Roda
Dua (Kubota Ban Karet) Bajak Singkal 72
Tabel 3. Hasil Pengamatan Traktor Roda
Dua (Kubota Ban Karet) Bajak Rotary 73
Tabel 4. Hasil Pengamatan Traktor Roda
Dua (Kubota Roda Besi) Bajak Rotary 74
Tabel 5. Hasil Pengamatan Mini Traktor.................................. 74
DAFTAR NOTASI
Notasi
|
Satuan
|
Keterangan
|
KLT
|
ha/jam
|
Kapasitas Lapang Teoritis
|
KLE
|
|
Kapasitas Lapang Efektif
|
L
|
Ha
|
Luas Lahan Pengolahan Tanah
|
WK
|
Jam
|
Waktu Kerja
|
BBT
|
lt/ha
|
Bahan Bakar Terpakai
|
BB
|
Lt
|
Bahan Bakar yang Digunakan Untuk Pengolahan Tanah
|
V
|
m/detik
|
Kecepatan Rata-Rata
|
S
|
M
|
Jarak
|
T
|
Detik
|
Waktu
|
LP
|
M
|
Lebar Bajakan
|
Eff
|
%
|
Efisiensi Lapang
|
SI
|
%
|
Slip Roda Traksi
|
Sb
|
M
|
Jarak Tempuh Saat Pengolahan Tanah
|
So
|
M
|
Jarak Tempuh Traktor Tanpa Beban
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin berkembangnya
zaman dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
berpengaruh luar biasa terhadap kehidupan manusia disegala bidang, termasuk di
bidang pertanian. Pertanian yang menjadi sektor utama dalam kehidupan rakyat
Indonesia yang merupakan negara agraris sangat perlu untuk dimajukan. Semakin
maju sektor pertanian di suatu negara, maka suatu negara tersebut akan makmur
dan sejahtera yang pada akhirnya akan berdampak pada ketersediaan dan ketahanan
pangan yang mantap. Untuk itu proses perubahan dalam ilmu pertanian dari sistem
pertanian konvensional menuju sistem pertanian modern harus terus dijalankan,
terutama dalam bidang teknologi seperti mesin dan alat-alat pertanian yang mana
prinsip ilmu yang mendasarinya yaitu ilmu mekanisasi pertanian. Hal ini tentu
saja akan menjadi solusi dalam memecahkan permasalahan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat Indonesia.
Alat dan mesin
pertanian sudah digunakan sejak zaman dahulu dan semakin berkembang mengikuti
perkembangan kebudayaan manusia. Awalnya
alat dan mesin pertanian masih sangat sederhana yang mana masih terbuat dari
batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Kemudian susunan alat
dan mesin pertanian yang masih sangat sederhana ini berkembang menjadi alat dan
mesin pertanian yang komplek. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya
alam dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari peralatan dan
mesin pertanian tersebut.
Adapun tujuan dari
penggunaan alat dan mesin pertanian ini adalah untuk meningkatkan daya kerja
manusia dalam bidang pertanian terutama dalam proses produksi pertanian dan
dalam setiap tahap-tahap proses produksi tersebut selalu diikuti dengan
penggunaan alat dan mesin pertanian.
Secara umum, tujuan penggunaan alat
dan mesin pertanian adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan
daya kerja manusia dalam melaksanakan proses produksi pertanian
b. Mengurangi
kerusakan produksi pertanian
c. Menurunkan
ongkos produksi
d. Meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi
e. Meningkatkan
taraf hidup pelaku pertanian
Tujuan
diatas akan terlaksana dengan baik apabila pemilihan dan penggunaan alat dan
mesin pertanian dilakukan dengan baik pula (tepat dan benar). Maka,
keberhasilan sektor pertanian dengan penggunaan alat dan mesin pertanian ini
akan berdampak pada ketahanan pangan.
1.2. Tujuan
Praktikum
mekanisasi pertanian ini bertujuan agar mahasiswa dan mahasiswi pertanian mampu
mengetahui dan memahami berbagai jenis alat dan mesin pertanian, cara pengoperasiannya,
cara perawatannya, cara pengelolaan tanah dengan metode yang baik dan benar
dengan menggunakan alat dan mesin pertanian, mampu menghitung efektifitas
penggunaan peralatan dan mesin pertanian.
1.3. Manfaat
Manfaat
dari pelaksanaan praktikum pertanian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi
pertanian dapat menambah wawasan mereka tentang berbagai jenis peralatan dan
mesin pertanian yang digunakan dalam proses produksi pertanian serta mampu
mengoperasikan peralatan dan mesin pertanian tersebut dengan baik dan benar.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan dalam laporan ini terdiri dari 6 bab, yaitu sebagai berikut :
Bab I : Bab ini berisi penjelasan
tentang latar belakang, tujuan serta manfaat mempelajari mata kuliah mekanisasi
pertanian.
Bab II : Bab ini berisi penjelasan tentang teori dasar yang menguraikan
tentang definisi mekanisasi pertanian, defenisi traktor, mekanisasi traktor,
macam-macam traktor pertanian, traktor dua roda, traktor empat roda, maintenance/
perawatan traktor, motor bakar, pengolahan tanah dan macam-macam pola bajak.
Bab III : Bab ini berisi penguraian tentang penjelasan
alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum dilapangan.
Bab IV : Bab ini berisi tentang penjelasan prosedur
kerja yang menguraikan prosedur umum, prosedur hand tractor, prosedur
mini tractor.
Bab V : Bab
ini berisi penguraian pembahasan terhadap hasil dari pengambilan data dilapangan
dengan menggunakan hand tractor dan mini tractor.
Bab VI :
Bab ini berisi penguraian kesimpulan dari keseluruhan isi dalam laporan serta
saran tentang bagaimana seharusnya yang dilakukan pada saat praktikum
dilapangan dengan tujuan untuk meminimalisir resiko kecelakaan kerja pada mata
kuliah mekanisasi pertanian.
BAB
II
TEORI
DASAR
2.1. Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi
pertanian adalah aplikasi prinsip ilmu dan teknologi pertanian dalam
pengelolaan, pengendalian dan pemprosesan hasil pertanian. Melibatkan
penggunaan mesin pada keseluruhannya atau sebagian untuk menggantikan tenaga
manusia dan hewan. Mekanisasi tidak terbatas hanya kepada penggunaan traktor
atau peralatan bermotor saja tetapi juga melibatkan seluruh alat yang membantu
dalam menjalankan aktivitas pertanian.
2.2. Defenisi Traktor Secara Umum
Traktor merupakan salah satu peralatan
dan mesin pertanian yang digunakan dalam dalam proses produksi pertanian.
Traktor dapat digunakan sebagai sumber tenaga atau penggerak untuk menunjang
kegiatan pertanian agar jauh lebih efektif, hemat baik tenaga, waktu maupun
biaya sehingga dapat meningkatkan kapasitas kerja, mengurangi biaya produksi,
meningkatkan hasil produksi serta meminimalisir kejerihan atau kelelahan pelaku
pertanian dalam bekerja. Traktor dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Traktor
Roda Dua (Hand Tractor)
2. Traktor
Roda Empat (Mini Tractor)
2.3.
Defenisi
Traktor Roda Dua / Hand Tractor
Traktor roda dua dirancang khusus untuk
mengoptimalkan kecepatan, kemudahan pengangkutan, serbaguna serta akurat.
Pada umumnya
traktor roda dua atau biasa disebut traktor tangan menggunakan motor diesel
sebagai tenaga penggeraknya dan dihidupkan dengan engkol. Penggunaan poros
engkol dimaksudkan agar traktor tangan dapat lebih murah serta tahan lama
dibandingkan dengan sistem “START” yang lain.
Traktor
tangan mempunyai sebuah poros roda (beroda dua). Traktor ini mempunyai panjang
berkisar 1740-2290 mm, lebar berkisar 710-880 mm dan dayanya berkisar 6-10 HP.
Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Traktor tangan
berbahan bakar Solar
2.
Traktor tangan
berbahan bakar bensin
3.
Traktor tangan
berbahan bakar minyak tanah (kerosin)
2.3.1.
Bagian-Bagian Traktor Roda Dua / Hand
Tractor
Gambar 2.1.
Traktor Roda Dua / Hand Traktor
Keterangan gambar:
1) Lamp
2) Engine
3) Clutch
4) Gearbox
5) Handlebar
6) Speed-changing
7) Clutch-brake handle
8) Throttle control handle
9) Steering hand grip
10) Traction adapter
11) Driving wheel
12) Frame
2) Engine
3) Clutch
4) Gearbox
5) Handlebar
6) Speed-changing
7) Clutch-brake handle
8) Throttle control handle
9) Steering hand grip
10) Traction adapter
11) Driving wheel
12) Frame
2.3.2.
Komponen Utama Traktor Roda Dua
Bagian-bagian
utama traktor tangan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1.
Tenaga penggerak motor
Jenis tenaga
penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada juga yang
menggunakan bahan bensin atau minyak tanah (kerosin). Daya yang dihasilkan
kurang dari 12 Hp, dengan menggunakan satu silinder. Motor penggerak dipasang
pada kerangka dengan empat buah baut pengencang. Lubang baut pada kerangka
dibuat memanjang agar posisi motor dapat digerakkan maju mundur. Hal tersebut
bertujuan untuk mendapatkan keseimbangan traktor dan untuk menyesuaikan ukuran
v-belt yang digunakan. Traktor akan lebih berat kedepan apabila posisi motor
digeser maju, dan sebaliknya. Untuk menghidupkan motor diesel digunakan engkol,
sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter.
2.
Kerangka dan Transmisi / Penerus Tenaga
Kerangka
berfungsi untuk tempat kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian traktor
lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa
buah baut pengencang. Transmisi berfungsi memindahkan tenaga/putaran dari motor
penggerak ke alat lain yang bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada
beberapa macam, seperti : pully, belt, kopling, gigi persneling, rantai dan
sebagainya. Tenaga dari motor
berupa putaran poros disalurkan melalui pully dan v-belt ke kopling utama.
Kopling utama meneruskan tenaga tersebut ke gigi persneling untuk menggerakkan
poros roda dan poros PTO. Selain untuk menyalurkan tenaga, gigi persneling juga
berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran poros roda dan poros PTO. Dari PTO
tenaga disalurkan lewat gigi dan rantai ke mesin rotary.
Gambar2.2. Kopling Utama
Keterangan gambar :
Kopling
utama dioperasikan dari tuas kopling utama. Bila tuas ditarik ke posisi netral,
maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneling. Akibatnya traktor akan
berhenti, meskipun kondisi motor penggerak dihidupkan.
Gambar 2.3. Kopling Kemudi
Keterangan gambar :
Disamping
kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudi terletak di bawah gigi
persneling, dipangkal poros kedua roda. Kopling kemudi di operasikan melalui
tuas kemudi kanan dan kiri. Apabila kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran
gigi persneling tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan
akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga apabila kopling
kiri ditekan.
Sebuah traktor
tangan dapat bergerak maju-mundur dengan kecepatan tertentu karena poros motor
penggerak disalurkan sampai ke roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan pada
traktor tangan, yaitu : roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage
whell). Roda ban berfungsi untuk transportasi
dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam
untuk mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak
jalan. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda
besi akan menancap ketanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat
menarik beban berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah.
Roda apung ini ada yang lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga dapat
menahan beban traktor agar tidak tenggelam dalam lumpur.
Gambar 2.4. Traktor dengan Roda Ban
3.
Tuas Kendali / Kontrol
Tuas
kendali adalah tuas – tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor.
Untuk mempermudah jalannya operasional, traktor tangan ada banyak tuas kendali.
Namun begitu banyaknya tuas kendali ini akan mengakibatkan traktor menjadi
lebih berat, dan harganya lebih mahal. Untuk ini sekarang banyak diproduksi
traktor hanya dilengkapi dengan beberapa tuas kendali. Tujuannya agar traktor
menjadi lebih ringan, dan harganya menjadi lebih murah. Meskipun kemampuan
traktor menjadi terbatas.
Tuas kendali yang sering ada pada traktor
tangan adalah sebagai berikut :
1. Tuas Persneling Utama
Tuas persneling utama
berfungsi untuk memindahkan susunan gigi pada persnelin, sehingga perbandingan
kecepatan putar poros motor penggerak dan poros roda dapat di atur. Traktor
tangan yang lengkap biasanya mempunyai 6 kecepatan maju dan 2 kecepatan mundur.
Kecepatan ini dapat dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang
dilaksanakan. Sebagai patokan awal dapat digunakan sebagai berikut :
· Kecepatan
satu untuk membajak tanah dengan mesin rotary
· Kecepatan
dua untuk membajak tanah dengan bajak singkal/piringan
· Kecepatan
tiga untuk membajak tanah sawah yang tergenang
· Kecepatan
empat untuk berjalan di jalan biasa
· Kecepatan
lima dan enam untuk menarik trailer/gerobak
· Mundur
satu digunakan pada saat operator berjalan
· Mundur
dua digunakan pada saat operator naik di trailer/gerobak
2. Tuas Persneling Cepat Lambat
Tuas ini tidak selalu ada.
Apabila tuas persneling utama hanya terdiri dari 3 kecepatan maju dan satu
kecepatan mundur, biasanya traktor tangan dilengkapi dengan tuas persneling
cepat lambat. Fungsi persneling ini untuk memisahkan antara pekerjaan
transportasi (berjalan dan menarik trailer/gerobak).
3. Tuas Kopling Utama
Tuas kopling utama
berfungsi untuk mengoperasikan kopling utama. Bila tuas dilepas pada posisi
pasang/ON, maka tenaga motor akan tersambung ke gigi persneling. Sebaliknya
apabila ditarik ke posisi netral/bebas/off, maka tenaga motor tidak disalurkan
ke gigi persneling. Apabila ditarik lagi maka tuas kopling utama akan
tersambung dengan rem yang berada pada rumah kopling utama.
4. Tuas Persneling Mesin Rotary
Tuas persneling mesin
rotary berfungsi sebagai pengatur kecepatan putar poros PTO. Biasanya ada dua
macam kecepatan dan satu netral. Apabila hasil pengolahan yang diharapkan halus
dan gembur, maka tempatkan posisi tuas persneling mesin rotary pada posisi
cepat. Begitu juga sebaliknya. (kecepatan putar pisau rotary dapat juga di atur
dari posisi pemasangan rantai penghubung.
Gambar 2.5. Persneling Mesin
Rotary
5. Tuas Penyangga Depan
Tuas ini dihubungkan
dengan penyangga depan. Tuas ini akan menggerakkan peyangga depan. Apabila tuas
didorong akan mendorong penyangga depan turun untuk menyangga traktor. Traktor
hanya mempunyai dua roda. Apabila traktor dalam keadaan berhenti (ditinggal
operator), maka untuk menegakkan traktor diperlukan penyangga.
Gambar 2.6.
Tuas Penyangga Depan
6. Tombol Lampu dan Bel
Kadang – kadang traktor
digunakan pada waktu malam hari, sehingga diperlukan penerangan. Tombol bel
diperlukan apabila traktor dijalankan dijalan raya. Dengan adanya tombol lampu
dan bel ini, motor traktor harus dilengkapi dengan kumparan sebagai sumber
listrik.
7. Tuas Persneling Kemudi
Ada dua buah tuas kopling
pada setiap traktor tangan, masing – masing ada disebelah kanan dan kiri. Tuas
ini digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi (kanan dan kiri). Apabila
tuas kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneling tidak
tersambung dengan poros roda kana. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan
traktor akan berbelok ke kanan. Begitu juga sebaliknya apabila kopling sebelah
kiri ditekan.
8. Stang Kemudi dan Kemudi Pembantu
Stang kemudi merupakan
bagian traktor yang digunakan untuk berpegangnya operator. Stang kemudi
digunakan untuk membantu membelokkan traktor. Meskipun sudah ada tuas kopling
kemudi, namun agar berbeloknya traktor dapat lebih tajam, perlu dibantu dengan
stang kemudi. Stang kemudi digunakan juga untuk mengangkat implemen pada saat
pengoperasian. Kemudi pembantu digunakan untuk tempat bertumpu bahu operator.
Maksudnya agar menambah beban bagian belakang traktor, sehingga hasil
pengolahan tanah bisa lebih dalam.
9. Tuas gas
Tuas gas traktor
dihubungkan dengan tuas gas pada motor penggerak. Tuas ini digunakan untuk mengubah
kecepatan putaran poros motor penggerak yang sesuai dengan tenaga yang
dibutuhkan. Tuas ini berfungsi untuk mematikan motor traktor, apabila posisinya
ditempatkan pada posisi “STOP”.
2.3.3. Ukuran
Traktor Dua Roda Menurut Kapasitas
Berdasarkan
kapasitasnya traktor roda dua dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
· Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya
kurang dari 5 hp
· Traktor tangan berukuran sedang, tenaga
penggeraknya antara 5 - 7 hp
· Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya
antara 7–12 hp
2.3.4. Jenis
Pekerjaan Yang Dapat Dilakukan Traktor Dua Roda
Umumnya digunakan pada lahan yang sempit dan
banyak digunakan petani di Indonesia, karena dapat berputar dengan tajam atau
lintasan berputar yang sempit jika dibandingkan dengan mini traktor Traktor
tangan dengan daya yang kecil dapat digunakan pada kebun yang kecil (Garden
Tractor), sperti untuk kebun sayuran orgnik dengan dengan system kelambu.
Traktor
roda dua atau traktor tangan juga dapat mengolah tanah yang gembur dan dengan kelembaban
tertentu, dan disesuaikan dengan kekuatan traktor tersebut. Oleh karena itu
traktor roda dua ini dapat dioperasikan pada lahan yang lembab atau basah dan
tidak terlalu kering.
2.3.5.
Jenis Alat Bantu
Traktor Roda Dua
Adapun jenis alat-alat bantu pada
traktor roda dua yaitu :
a.
Unit Roda
Ada 3 jenis roda traktor yaitu :
1.
Roda ban, berfungsi untuk
transportasi atau dijalan raya dan untuk membajak tanah dilahan kering, bentuk
permukaan roda beralur agak dalam untuk mencegah slip roda.
2.
Roda pengatur kedalaman
bajakan,
roda ini terdapat pada bagian belakang traktor berupa roda kecil, yang
merupakan pelengkap dari unit bajak rotari. Roda ini digunakan pada saat
pengolahan lahan kering dan untuk pengolahan lahan sawah, roda pengatur dalam
bajakan dengan menggunakan tail skid atau
tapak itik yang terpasang pada bagian belakang traktor agar tidak terbenam
dalam lumpur.
3.
Roda besi, umumnya digunakan pada saat bekerja dilahan sawah, namun ada juga roda
besi yang digunakan untuk membajak lahan kering. Roda besi berfungsi untuk
mengatasi terjadinya slip roda. Untuk traktor hidro tiller atau traktor kura-kura yang dioperasikan pada lahan
sawah dalam, roda besi sekaligus berfungsi sebagai alat pengolahan tanah.
4.
Roda apung, roda ini digunakan untuk mengolah lahan sawah, yang dalam bentuk roda
pada bagian siripnya lebih besar, berongga didalamnya berisi udara.
b.
Unit Equipment / Peralatan lainnya
Peralatan traktor dalam unit yang dapat dipasang dan
dilepas untuk pekerjaan tertentu yang umum digunakan adalah bajak singkal,
bajak rotari, gelebeg dan trailer. Sedang implemen yang belum umum digunakan
adalah unit penanaman dan unit penebar pupuk.
1. Bajak Singkal
Bajak
singkal digunakan untuk pengolahan tanah pertama, yaitu memotong dan
membalikkan tanah serta vegetasi yang ada pada permukaan tanah yang terpotong.
Bajak singkal ada dua macam yaitu bajak singkal yang dapat membalikkan tanah ke
satu arah, umumnya arah jatuh pemotongan tanah kesebelah kanan dan bajak
singkal yang dapat membalikkan tanah dua arah yaitu kekiri atau kekanan.
2. Bajak Rotari
Bajak
rotari digunakan untuk pengolahan tanah pertama dan dapat juga digunakan untuk
pengolahan tanah kedua, dengan hasil olahan tanah halus dan rata. Bajak rotari
terdiri dari beberapa pisau (16-24 pisau) yang menempel pada sumbu rotari dan
berputar selama kegiatan pengolahan tanah. Perputaran pisau rotari yang
dipasang pada traktor tangan penyaluran tenagana dengan sistem rantai penyalur
tenaga, sedangkan yang terpasang pada traktor roda empat diambil langsung dari
putaran poros mesin melalui PTO. Posisi putaran pisau rotari dapat dirubah
sesuai dengan hasil pengolahan tanah yang dikehendaki.
3. Gelebeg
Gelebek
adalah alat pengolahan tanah yang dipasang pada penggandeng traktor. Gelebeg
dapat digunakan untuk pengolahan tanah pertama maupun kedua.
4. Ridger
Ridger
adalah alat untuk membuat guludan dilahan kering yang sudah diolah. Ridger
dipasang pada posisi didepan poros roda.
5. Trailler
Trailler
digunakan untuk mengangkut alat-alat bantu traktor, sarana produksi maupun
hasil produksi.
6. Transplanter
Transplanter
adalah alat untuk menanam bibit padi di sawah yang biasanya disemai ditempat
yang khusus yang disebut kotak semai.
7. Seed Drill
Seed
drill digunakan untuk menebar benih ke sawah sepanjang alur seed drill yang
dapat menyebar benih 4-8 jalur dengan ditarik traktor tangan.
8. Ponton /
Pelampung
Terdapat
pada traktor hidro tiller, yang berfungsi sebagai pengapung traktor sehingga
dapat dioperasikan pada sawah dalam.
2.4. Defenisi
Traktor Roda Empat / Mini Tractor
Traktor mini
merupakan traktor dengan 4 roda yang mempunyai daya sebesar 12-15 Hp.
Pengoperasian traktor ini sama dengan mengoperasikan mobil yang dilengkapi dengan stir kemudi sebagai
pengendali arah dan operator duduk di tempat duduk operator. Traktor ini sangat
berbeda dengan traktor tangan terutama dalam proses pengoperasiannya, yang mana
traktor tangan operatornya ikut berjalan dengan memegang handle stang dalam
mengoperasikannya. Pada traktor mini dilengkapi dengan poros PTO (Power Take
Off) sehingga untuk kepentingan tertentu seperti tenaga untuk memutar bajak
rotary dapat diambilkan langsung dari putaran poros mesin (PTO).
2.4.1.
Komponen Utama Traktor Roda Empat
Adapun
komponen-komponen utama pada traktor roda lima yaitu :
1. Mesin
(engine)
Gambar 2.7. Mesin (enginee) Traktor Roda Empat
Traktor roda empat dilengkapi dengan
enjin diesel, 4-tak, berpendingin air.
memiliki 2 hingga 6 silinder. Enjin traktor hampir sama dengan enjin
truk atau bus tetapi dilengkapi dengan governor yang berfungsi untuk menjaga
putaran konstan tanpa memandang beban yang diberikan. Enjin traktor dilengkapi
dengan :
-
Sistem
bahan bakar (pompa injeksi untuk setiap silinder)
-
Sistem
pelumasan (pompa minyak pelumas ke berbagai bagian enjin)
-
Sistem
pendingin (radiator dan kipas pendingin)
-
Sistem
listrik (aki/accu)
2.
Alat
penyalur tenaga (power transmission
device)
Gambar 2.8. Alat Penyalur
Tenaga
Berfungsi
menyalurkan tenaga dari enjin menuju roda, poros pto,
pompa oli untuk menggerakkan tiga-titik gandeng, dsb dengan berbagai tingkat
kecepatan putaran. Penyaluran tenaga ke roda, mirip dengan
yang ada pada mobil, yaitu memiliki urutan dari enjin - kopling - gigi
kecepatan - gigi diffrensial - poros roda.
3. Alat
Untuk Bergerak (running device)
Bagian
utama untuk bergerak adalah roda ban. Roda ban traktor ukurannya besar, untuk
memberikan ground clearance yang
besar, juga untuk mempermudah gerak pada lahan tidak rata, dan juga untuk
meningkatkan kemampuan traksi. Namun demikian, untuk lebih meningkatkan
kemampuan traksinya, kembang roda ban dibuat lebih tinggi. Demikian juga sering
dilengkapi dengan berat tambahan berupa besi atau penambahan air ke dalam ban.
Namun
demikian, pada lahan sawah yang berlumpur, beban yang berat akan malah
menghambar gerak traktor. Oleh sebab itu, traktor untuk lahan sawah biasanya
dilengkapi roda sangkar, untuk mengurangi tekanan kontak, hanya disediakan pada
roda belakang. Rem roda kiri dan kanan dapat dipergunakan sendiri-sendiri untuk
memudahkan belok. Traktor untuk lahan sawah biasanya dilengkapi dengan rem yang
memiliki (bearing) dengan (seal) kedap air. Beberapa traktor dengan
berpenggerak empat roda memiliki empat buah roda yang saa besar, dan ada yang
memiliki roda depan yang lebih kecil
4. Alat
Kemudi (steering device)
Traktor roda empat
umumnya dikemudikan dari ruang kemudi
dengan mengendalikan roda depan menggunakan stir,
Sistem power steering digunakan untuk traktor besar. Yang membantu
memperingan pengemudian traktor. Saat berbelok, diperlukan juga bantuan rem
kiri bila berbelok tajam
ke kiri dan sebaliknya.
5. Alat Untuk Bekerja (working device)
Berfungsi untuk menggandeng implement, Tenaga yang disediakan oleh PTO
dipergunakan untuk memutar implemen dan menariknya seperti kultivator rotari,
mower, dll. Putaran PTO bervariasi tergantung jenis
traktor, berkisar antara 500 - 1500 rpm sesuai dengan putaran engine.
Gambar
2.9. Poros PTO
Traktor Roda Empat
2.4.2.
Ukuran Traktor Roda Empat Menurut
Kapasitas
Berdasarkan kapasitasnya
traktor roda 4 dibedakan menjadi :
1) Traktor mini ( < 25 pk)
2) Traktor sedang (25 pk – 50 pk)
3) Traktor besar ( > 50 pk)
2.4.3.
Jenis Pekerjaan yang Dilakukan Traktor
Roda Empat
Traktor
mini mempunyai tenaga yang cukup besa sehingga traktor ini cocok digunakan pada
daerah atau areal pertanian yang luas, seperti misalnya pada areal persawahan
traktor ini sangat cocok. Jika areal persawahannya dalam, maka traktor ini bisa
memakai roda apung, yang mana roda ini dapat mempermudah pekerjaan karena
kemungkinan roda untuk slip sangat sedikit. Untuk dapat digunakan sebagai mesin
pengolahan tanah, maka harus dilengkapi dengan perlengkapan pengolah tanah,
seperti bajak singkal, bajak piring, garu piring. Menarik mesin penanam (Transplanter), menarik mesin pemupuk,
menarik mesin penyemprot, boom sprayer, menarik trailer, penggerak mesin
lainnya, PTO traktor yang digunakan untuk memutar generator listrik.
Traktor
dengan lengan hidrolik untuk mengangkut hasil panen, traktor dengan loader
hidrolik, dan membuat lubang tanam.
2.4.4.
Jenis Alat Bantu Traktor Roda Empat
Sama
hal nya dengan traktor dua roda, traktor mini memilki alat bantu sebagai
berikut :
a. Unit Roda
Ada
3 jenis roda traktor yaitu :
1. Roda ban, berfungsi untuk transportasi
atau dijalan raya dan untuk membajak tanah dilahan kering, bentuk permukaan
roda beralur agak dalam untuk mencegah slip roda.
2. Roda pengatur kedalaman bajakan, roda ini
terdapat pada bagian belakang traktor berupa roda kecil, yang merupakan
pelengkap dari unit bajak rotari. Roda ini digunakan pada saat pengolahan lahan
kering dan untuk pengolahan lahan sawah, roda pengatur dalam bajakan dengan
menggunakan tail skid atau tapak itik
yang terpasang pada bagian belakang traktor agar tidak terbenam dalam lumpur.
3. Roda besi, umumnya digunakan pada saat bekerja dilahan sawah,
namun ada juga roda besi yang digunakan untuk membajak lahan kering. Roda besi
berfungsi untuk mengatasi terjadinya slip roda. Untuk traktor hidro tiller atau traktor kura-kura yang
dioperasikan pada lahan sawah dalam, roda besi sekaligus berfungsi sebagai alat
pengolahan tanah.
4. Roda apung, roda ini digunakan untuk mengolah lahan sawah, yang
dalam bentuk roda pada bagian siripnya lebih besar, berongga didalamnya berisi
udara.
b. Unit Equipment
/ Peralatan lainnya
Peralatan
traktor dalam unit yang dapat dipasang dan dilepas untuk pekerjaan tertentu
yang umum digunakan adalah bajak singkal, bajak rotari, gelebeg dan trailer.
Sedang implemen yang belum umum digunakan adalah unit penanaman dan unit
penebar pupuk.
1. Bajak Singkal
Bajak
singkal digunakan untuk pengolahan tanah pertama, yaitu memotong dan
membalikkan tanah serta vegetasi yang ada pada permukaan tanah yang terpotong.
Bajak singkal ada dua macam yaitu bajak singkal yang dapat membalikkan tanah ke
satu arah, umumnya arah jatuh pemotongan tanah kesebelah kanan dan bajak
singkal yang dapat membalikkan tanah dua arah yaitu kekiri atau kekanan.
2. Bajak Rotari
Bajak rotari digunakan untuk pengolahan
tanah pertama dan dapat juga digunakan untuk pengolahan tanah kedua, dengan
hasil olahan tanah halus dan rata. Bajak rotari terdiri dari beberapa pisau
(16-24 pisau) yang menempel pada sumbu rotari dan berputar selama kegiatan
pengolahan tanah. Perputaran pisau rotari yang dipasang pada traktor tangan
penyaluran tenagana dengan sistem rantai penyalur tenaga, sedangkan yang
terpasang pada traktor roda empat diambil langsung dari putaran poros mesin
melalui PTO. Posisi putaran pisau rotari dapat dirubah sesuai dengan hasil
pengolahan tanah yang dikehendaki.
3. Gelebeg
Gelebek
adalah alat pengolahan tanah yang dipasang pada penggandeng traktor. Gelebeg
dapat digunakan untuk pengolahan tanah pertama maupun kedua.
4. Ridger
Ridger
adalah alat untuk membuat guludan dilahan kering yang sudah diolah. Ridger
dipasang pada posisi didepan poros roda.
5. Trailler
Trailler
digunakan untuk mengangkut alat-alat bantu traktor, sarana produksi maupun
hasil produksi.
6. Transplanter
Transplanter
adalah alat untuk menanam bibit padi di sawah yang biasanya disemai ditempat
yang khusus yang disebut kotak semai.
7. Seed Drill
Seed
drill digunakan untuk menebar benih ke sawah sepanjang alur seed drill yang
dapat menyebar benih 4-8 jalur dengan ditarik traktor tangan.
8. Ponton /
Pelampung
Terdapat
pada traktor hidro tiller, yang berfungsi sebagai pengapung traktor sehingga
dapat dioperasikan pada sawah dalam.
2.5. Motor
Bakar
Motor
bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi ternal untuk melakukan
kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi
energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik.
Energi
ternal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada mesin itu sendiri. Jika
ditinjau dari cara memperoleh energi ternal ini (proses pembakaran bahan
bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Motor pembakaran luar
2. Motor pembakaran dalam
2.5.1.
Motor 2 Tak
Gambar 2.10. Motor 2 Tak
Prinsip kerja
motor 2-tak sangat simple / sederhana. Pada satu siklus pembakaran
terjadi dua kali langkah piston.
Berbeda dengan prinsip kerja motor
4-tak. Pada motor 4-tak terjadi 4 langkah pada satu siklus pembakaran. walaupun
sama-sama memiliki 4 proses, langkah isap, langkah tekanan / kompresi, langkah
putar / tenaga dan langkah buang. yang diteruskan ke saluran buang atau knalpot.
Adapun
kekurangan dari motor 2 Tak ini adalah :
·
Pelumasan tidak sebaik mesin empat tak, sehingga usia
suku cadang dalam komponen ruang bakar rendah.
· Memerlukan oli yang dicampur dengan bahan bakar
· Efisiensi mesin dua tak lebih rendah dibandingkan mesin empat tak
· Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih banyak.
Dan kelebihan dari
motor ini adalah :
· Lebih murah biaya produksinya karena
konstruksinya yang sederhana.
· Mesin dua tak lebih kecil dan ringan
dibandingkan mesin empat tak.
· Mesin dua tak lebih bertenaga
dibandingkan mesin empat tak.
2.5.2. Motor 4 Tak
Gambar 2.11. Motor 4 Tak
Mengapa mesin disebut
4 tak, karena ada 4 langkah,
berikut langkah-langkahnya :
1. Intake
Adalah
menghisap melalui piston dari karburator. Lalu piston menghisap bahan bakar
yang sudah bercampur antara bensin dan udara di karburator. Piston lalu mundur
menghisap bahan bakar. Untuk membuka, diperlukan klep atau valve inlet yang
akan membuka pada saat piston turun/menghisap ke arah bawah.
2. Kompresi
Langkah
ini adalah lanjutan dari langkah di atas. Setelah piston mencapai titik terbawah
di tahapan intake, lalu valve intake tertutup, dan di lakukan
proses kompresi. Yakni, bahan bakar yang sudah ada di ruang bakar dimampatkan.
Ruangan sudah tertutup rapat karena kedua valve
tertutup.
3. Pembakaran
(combustion)
Dimulai
ketika campuran udara dan bahan bakar dinyalakan oleh busi. campuran yang
terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala
silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang menddorong
piston turun kesilinder bore. Gerakan linear dari piston ini dirubah
menjadi gerak rotasi oleh kruk as. energy rotasi diteruskan sebagai momentum
menuju flywheel yang bukn hanya menghasilkan tenaga , counter balance weigth
pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya.
4. Pembuangan
(Exhaust)
Langkah
terakhir ini dilakukan setelah pembakaran. Piston akibat pembakaran akan
terdorong hingga ke titik yang paling bawah, atau disebut titik mati bawah.
Setelah itu, piston akan mendorong ke depan dan klep exhaust membuka sementara klep intake
tertutup. Oleh karena itu, maka gas buang akan terdorong masuk kelubang exhaust
port atau dibilang lubang
sambungan ke knalpot). Dengan demikian, maka kita bisa membuang semua sisa gas
buang akibat pembakaran. Dan setelah bersih kembali, lalu kita akan masuk lagi
mengulangi langkah ke-1 lagi.
2.5.3.
Motor Diesel
Mesin diesel dikenal juga dengan mesin kompresi-penyalaan adalah sebuah
mesin pembakaran
internal yang
menggunakan panas kompresi untuk memulai pengapian untuk membakar bahan bakar
, yang disuntikkan ke dalam ruang pembakaran . Hal ini berbeda berbeda dengan mesin
– mesin jenis lain seperti mesin bensin atau mesin gas
( yang menggunakan bahan bakar gas sebagai lawan bensin
), yang menggunakan busi
untuk menyalakan campuran udara - bahan bakar..
Mesin ini dikembangkan oleh Rudolf Diesel pada tahun 1893.
Mesin diesel
memiliki efisiensi termal tertinggi dari setiap rutin intern atau pembakaran eksternal mesin karena sangat tinggi rasio kompresinya. Mesin diesel kecepatan rendah (
seperti yang digunakan di kapal dan aplikasi lain di mana berat mesin secara
keseluruhan relatif tidak penting ) dapat memiliki efisiensi termal yang
melebihi 50 persen.
Mesin
pembakaran diesel internal berbeda dengan mesin bensin yang didukung oleh
siklus Otto dengan menggunakan udara panas yang sanagt sangat padat untuk menyalakan bahan
bakar tanpa menggunakan busi (pengapian kompresi bukan percikan
pengapian).
Ada tiga sistem bahan bakar yang banyak dipakai dalam penyaluran bahan
bakar dari tangki bahan bakar sampai masuk kedalam silinder pada motor diesel ,
system – system itu adalah :
· Sistem pompa pribadi
· Sistem distribusi
·
Sistem
akumulator
Dapat diidentifikasi beberapa keunggulan
motor diesel dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu:
1. Motor
Diesel Mempunyai Kehandalan (reliabilitas)
Kerja yang Tinggi
Motor
Diesel dapat bekerja sangat lama, tidak hanya dalam ukuran jam tetapi bisa
dalam ukuran bulan, artinya sebuah motor Diesel dapat bekerja dalam waktu satu
bulan tanpa berhenti. Walaupun begitu motor Diesel juga dapat menghasilkan kinerja
yang tetap stabil, jika persyaratan dipenuhi.
Seperti keterbatasan kemampuan
minyak pelumas, keter-batasan sistem pendingin, dan pesediaan bahan bakar yang
diperlukan.
Contohnya
: motor diesel yang dipergunakan untuk penggerak kapal barang antar negara,
yang perjalanannya bisa memakan waktu berbulan-bulan. Motor Diesel untuk PLTD
juga harus bekerja berhari-hari lamanya. Beban tugas ini tidak mungkin
dilakukkan dengan menggunakan motor bensin.
2. Biaya
Bahan Bakar yang Rendah
Dengan
harga solar yang mendekati harga bensin, sebenarnya merupa-kan kondisi yang
tidak rasional. Hal ini jika dikaitkan dengan ongkos produksi, karena
peringkatnya dalam prosuksi minyak tergolong lebih rendah dibandingkan dengan
bensin.
3. Daya
yang Lebih Besar Tiap Satuan Mesin
Jika
dilihat dari beratnya, motor Diesel jauh lebih berat dari pada motor bensin.
Hal ini karena kuantitas dan kualitas bahan yang dipergunakan pada motor Diesel
memang lebih baik untuk mendukung operasionalnya. Kekuatan bahan ini diperlukan
untuk mengatasi besarnya tekanan yang dihasilkan selama proses pembakaran. Tekanan yang lebih besar
ini akan menghasilkan tenaga yang lebih besar pula.
4. Pemakaian
Bahan Bakar yang Lebih Hemat
Konsumsi
bahan bakar pada motor Diesel lebih hemat dibandingkan dengan motor bensin. Hal
ini karena beberapa faktor yaitu:
· Proses pembakaran yang lebih sempurna
· Tekanan kompresi yang lebih tinggi
· Nilai pembakaran bahan bakar yang lebih
tinggi
· Distrubusi bahan bakar antar silinder
yang lebih merata (untuk motor yang lebih dari satu silinder)
· Proses pembilasan yang lebih sempurna,
dsb. Nilai Pembakaran Solar 139.500 cal per gallon sedangkan bensin 124.500 cal
per gallon. Perbandingan campuran bahan bakar udara, motor Diesel 40 : 1 (atau
lebih), sedangkan motor bensin 18 : 1.
5. Lebih
Aman dari Bahaya Kebakaran
Karena
bahan bakarnya tidak mudah terbakar, bahan bakar yang mudah terbakar
diindikasikan dengan tingkat kemampuan berubah menjadi benntuk gas atau
menguap. semakin mudah menguap, maka bahan bakar tersebut akan semakin rendah
titik nyalanya. Bensin lebih mudah menguap dan mempunyai titik nyala yang lebih
rendah dibandingkan dengan solar. Sementara pada motor bensin lebih banyak
kontak-kontak yang menghasilkan pecikan bunga api dibandingkan dengan motor
diesel. Kedua hal ini dapat menjadi dasar bahwa motor diesel lebih aman dari
kebakaran dibandingkan dengan motor bensin.
6. Momen
Mesin yang Lebih Tinggi
Momen
adalah panjang lengan dikalikan dengan besarnya gaya yang tegak lurus dengan
lengan tersebut. Motor diesel
menggunakan sistem long stroke, sementara motor bensin menggunukan
sistem over square. Hal ini berarti motor diesel memiliki lengan yang lebih
panjang dibandingkan dengan motor bensin. Sehingga akan menghasilkan momen yang
berbeda, di mana motor diesel akan menghasilkan momen yang lebih besar
dibandingkan dengan motor bensin. Sehingga motor bensin tepat untuk keperluan
akselerasi, sementara motor Diesel lebih tepat untuk beban.
2.5.4.
Motor Bensin
Motor
bensin adalah sebuah tipe mesin yang proses
pembakarannya terjadi di dalam
yang menggunakan busi untuk proses
pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis.
Mesin bensin
berbeda dengan mesin diesel, perbedaan itu tampak dari metode
pencampuran bahan bakar dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan busi
untuk proses pembakaran. Sedangkan pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam ruang
bakar dan dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar disuntikan
ke dalam ruang bakar di akhir langkah kompresi untuk bercampur dengan udara
yang sangat panas, pada saat kombinasi antara jumlah udara, jumlah bahan bakar,
dan temperatur dalam kondisi tepat maka campuran udara dan bakar tersebut akan
terbakar dengan sendirinya.
2.5.5. Oli
Pelumas
Gambar 2.12. Oli Pelumas
Oli pelumas
mesin atau
oli mesin sekarang
telah banyak ragam dan macamnya.
Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri yang membutuhkan oli yang tepat
untuk menambah atau mengawetkan usia pakai ( life time ) dari mesin itu sendiri.
Semua jenis oli pada dasarnya sama,
Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan. Dan
dapat berfungsi sebagai pendingin dan
penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya
benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah
goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada
fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan.
Contohnya mesin diesel yang secara
normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih
tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin.
Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat
menimbulkan oksidasi
oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam - logam bearing.
Jenis
– jenis oli :
· Oli
Mineral
Oli
yang terbuat dari oli dasar yang berasal dari minyak bumi yang telah diolah dan
disempurnakan dengan ditambah zat - zat
aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya.
· Oli
Sintetis
Terdiri
atas Polyalphaolifins yang berasal dari bagian terbersih
dari pemilahan oli mineral, yakni gas.
Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis
bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil
adalah polyol-ester
yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli
sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa
yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen
sehingga menghasilkan asam.
· Kekentalan
(visikositas)
Semakin
kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi
kemampuan untuk membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli
yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada
temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang
dibutuhkan.
Oli
– oli ini juga bisa mengalami kontaminasi yang disebabkan oleh karna adanya
benda – benda asing yang terdapat di Oli. Benda – benda asing itu adalah :
· Keausan
Mesin
Menunjukkan
beberapa elemen biasanya terdiri dari tembaga,
besi,
chrominium, aluminium,
timah,
molybdenum,
silikon,
nikel
atau magnesium.
· Kotoran
/ Jelaga
Kotoran
dapat masuk kedalam oli melalui embusan udara lewat sela-sela ring dan melaui
sela lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni dinding selinder. Jelaga
timbul dari bahan bakar yang tidak habis. Kepulan asap hitam dan kotornya
filter udara menandai terjadinya jelaga.
-
Bahan
bakar
-
Air
Merupakan
produk sampingan pembakaran dan biasanya terjadi melalui timbunan gas buang.
Air dapat memadat di crankcase
ketika temperatur operasional mesin kurang memadai
-
Ethylene
gycol ( Anti beku ),
-
Produk
- produk belerang / asam,
-
Produk
- produk oksidasi yang mengakibatkan oli bertambah kental,
2.6. Maintance/Perawatan
Traktor Roda Dua Dan Roda Empat
1. Traktor
Roda Dua
Untuk
mencegah kerusakan sangat penting untuk mengetahui keadaan traktor apakah dalam
keadaan baik baik saja atau telah rusak. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan
waktu mengecek traktor terlebih dahulu pastikan letak traktor di tempat data,
tidak miring, mesinnya mati dan kondisi traktor di posisi Rem serta alat – alat
implement nya telah turun atau berada di atas permukaan tanah. Untuk
keselamatan dan menambah panjang usia traktor maka perlu dilakukan pengecekan
setiap hari, bagian – bagian yang perlu dilakukan pengecekan adalah :
-
Inspeksi
disekeliling traktor
-
Cek
oli mesin
-
Cek
air radiator
-
Cek
saringan udara
-
Cek
pedal rem dan kopling
-
Cek
lampu – lampu
-
Cek
smua panel – panel
-
Isi
bahan bakar solar sesuai kebutuhan
-
Cek
semua label peringatan
-
Melakukan
perawatan berkala yang teridiri dari :
a) Perawatan setiap 50 jam sekali yang
terdiri dari pengecekan pengecekan system penghidup mesin, pengecekan
kekencanan baut dan implement – implement lainnya
b) Perawatan setiap 100 jam sekali yang
terdiri dari penggantian oli – oli pelumas , pembersihan saringan bahan bakar,
dan pengecekan kopling.
2. Traktor
Roda Empat
Perawatan
yang dilakukan pada traktor roda Empat sebenarnya hampir sama dengan perawatan
yang dilakukan pada traktor roda Dua. Perawatan traktor roda empat perlu
dilakukan secara rutin dan perawatnya perlu mengenali bagian bagian traktor dan
fungsinya masing-masing. Spesifikasi traktor roda empat sangat bervariasi
bergantung pada besarnya daya penggerak, ukuran ban, daya tarik, daya angkat,
persneling, dan lain-lain. Bagian-bagian utama dari traktor roda empat yang
memerlukan perawatan dan pengecekan secara berkala adalah :
-
Sistem kemudi
Alat
untuk mengendalikan jalannya dan atau operasi traktor di lapangan.
-
Roda depan
Roda
bagian depan dari traktor yang berfungsi untuk pengendalian, dan memiliki ukura
diameter lebih kecil dari roda bagian belakang.
-
Roda bagian belakang
Dengan
ukuran diameter lebih besar dari roda bagian depan traktor yang berfungsi
menumpu beban traktor dan peralatan yang terpasang.
-
Chasis traktor
Bagian
rangka traktor roda empat yang juga merangkap sebagai rumah dari sistem
transmisi.
-
Pemberat
Besi
cor yang dirancang khusus untuk pemberat traktor agar tidak trangkat pada saat
mengolah tanah.
-
Poros PTO
Poros
yang difungsikan untuk menggerakkan peralatan yang dalam pengoperasiannya
memerlukan putaran (bajak rotary), atau untuk menggerakkan peralatan stasioner.
-
Sistem penyambungan peralatan
Bentuk
peralatan pengolahan tanah yang relative besar, maka pada traktor roda empat
memerlukan mekanisme penyambungan khusus, yakni sistem penyambungan titik tiga
(three hitch poin)
2.7. Macam
– Macam Pola Bajak
Macam-macam pola
bajak traktor yaitu :
1. Pola
tengah
Pembajakan dilakukan
dari tengah membujur lahan. Pembajakan kedua pada sebelah hasil pembajakan
pertama. Traktor diputar ke kanan dan membajak rapat dengan hasil pembajakan
pertama. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kanan sampai ke tepi
lahan. Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit.Diperlukan lahan
untuk berbelok (head land) pada
kedua ujung lahan. Ujunglahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau
3 pembajakan terakhir.Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah
dengan cara manual (dengan cangkul). Dengan pola ini akan menghasilkan alur
balik (back furrow),yaitu alur
bajakan yang saling berhadapan satu sama lain. Sehingga akan terjadipenumpukan
lemparan hasil pembajakan, memanjang di tengah lahan. Pada tepilahan alur hasil
pembajakan tidak tertutup oleh lemparan hasil pembajakan.
2. Pola Tepi
Pembajakan dengan
pola tepi dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil pembajakan ke arah
luar lahan. Pembajakan kedua pada sisi lain pembajakan pertama. Traktor diputar
ke kiri dan membajak dari tepi lahan dengan arah sebaliknya. Pembajakan
berikutnya dengan cara berputar ke kiri sampai ke tengah lahan. Pola ini juga
cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukanlahan untuk berbelok
(head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak
tersebut, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak
terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul).Dengan
pola ini akan menghasilkan alur mati (dead
furrow), yaitu alur bajakan yang saling berdampingan satu sama lain.
Sehingga akan terjadi alur yang tidak tertutup oleh lemparan hasil
pembajakan, memanjang di tengah lahan. Pada tepilahan lemparan hasil pembajakan
tidak jatuh pada alur hasil pembajakan.
3. Pola Keliling Tengah
Pengolahan tanahdilakukan dari titik
tengah lahan. Berputar ke kanan sejajar sisi lahan, sampai ketepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah dalam
lahan. Pada awal pengolahan,operator akan kesulitan dalam membelokan
traktor. Pola ini cocok untuk lahanyang berbentuk bujur sangkar, dan lahan
tidak terlalu luas. Diperlukan lahanuntuk berbelok pada kedua diagonal lahan.
Lahan yang tidak terbajak tersebut,dibajak pada 2 sampai 4 pembajakan terakhir.
Sisa lahan yang tidak terbajak,diolah dengan cara manual dengan cangkul.
4. Pola Keliling Tepi
Pengolahan tanah dilakukan dari salah
satu titik sudut lahan. Berputar ke kiri sejajar sisi lahan,sampai ke tengah lahan. Lemparan pembajakan ke
arah luar lahan. Pada akhirpengolahan, operator akan kesulitan dalam
mebelokan traktor. Pola ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur
sangkar, dan lahan tidak terlalu luas.Diperlukan
lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan. Lahan yang tidak terbajak
tersebut, dibajak pada 2 atau 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak
terbajak, diolah dengan cara manual dengan cangkul.
2.8. Elemen
Dasar Traktor
Elemen utama pada Traktor yaitu :
Mesin
traktor berupa mesin diesel dengan satu silinder ( untuk traktor
roda dua) atau banyak silinder ( untuk traktor roda empat ), dengan konfigurasi
silinder in line maupun V type. Penggunaan mesin diesel karena
untuk keluaran daya yang sama, mesin diesel mengonsumsi bahan bakar lebih
sedikit dibandingkan mesin bensin. Tipe pendistribusian bahan bakar yang umum
adalah in line injection pump atau dengan menggunakan distributor.
Traktor modern umumnya dilengkapi turbocharger.
3. Alat
penggerak, yaitu
roda, roda rantai, dsb.
6. Alat Penyaluran Tenaga
Fungsi sistem penyaluran
tenaga adalah untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda, poros PTO, pompa
hidraulik untuk menggerakan three
point hitch, dan lain-lain pada berbagai tingkat putaran. Sistem
transmisi traktor dilengkapi dengan diferential
gear dan diferential lock.
Diferential gear adalah roda
gigi yang menjadikan kedua sisi roda (kanan dan kiri) berputar dengan kecepatan
yang berbeda.
7. Titik Gandeng
Yaitu titik yang
menggandengkan implemen atau trailer dengan traktor. Ada dua tipe titik gandeng
yaitu tipe drawbar dan tipe three
hitch point. Fungsi titik gandeng :
1.
Menyalurkan gaya dari traktor-implemen
2.
Mengatur pergerakan dan posisi relatif antara
traktor dan implement
BAB
III
ALAT
DAN BAHAN
3.1. Alat
Alat merupakan suatu
peralatan dan mesin pertanian yang digerakkan baik dengan tenaga manusia,
tenaga hewan, tenaga motor maupun tenaga mekanis lainnya; seperti arus air dan
angin untuk mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan ketepatan waktu dari
berbagai kegiatan (operasi) pertanian, sehingga dapat mengamankan produksi,
memperbaiki mutu produksi serta meningkatkan efisiensi kerja. Fungsinya yaitu
untuk membantu meringankan atau mempermudah dalam pekerjaan pertanian. Adapun
alat-alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum mekanisasi pertanian ini
yaitu :
3.1.1. Bajal singkal
Bajak
singkal digunakan untuk pengolahan tanah pertama, yaitu memotong dan memblikkan
tanah serta vegetasi yang ada pada permukaan tanah yang akan diolah.
Berdasarkan arah jatuh tanah yang terpotong bajak singkal ada dua macam yaitu
bjak singkal yang dapat membalikkan tanah ke satu arah, umumnya arah jatuh
pemotongan tanah kesebelah kanan dan bajak singkal yang dapat membalikkan tanah
dua arah yaitu kekiri atau kekanan.
Gambar 3.1. Bajak Singkal
3.1.2. Bajak Rotari
Bajak rotary digunakan untuk pengolahan tanah pertama dan dapat juga
digunakan untuk pengolahan tanah kedua, dengan hasil olahan tanah halus dan rata.
Bajak rotary terdiri dari beberapa pisau (16-24) pisau yang menempel pada sumbu
rotary dan berputar selama kegiatan pengolahan tanah. Perputaran pisau rotary yang dipasang pada traktor tangan
penyaluran tenaganya dengan system rantai penyalur tenaga sedangkan yang
terpasang pada traktor roda empat diambil langsung dari putaran poros
mesin melalui PTO. Posisi putaran pisau rotary dapat dirubah sesuai dengan
hasil pengolahan tanah yang dikehendaki.
Gambar 3.2. Bajak Rotary
3.1.3. Meteran
Meter adalah satuan dasar
untuk ukuran panjang dalam sistem SI. Satuan ini didefinisikan sebagai jarak
yang ditempuh dalam perjalanan cahaya di ruang hampa (vakum) selama
1/299.792.458 detik. Satuan meter disingkat menggunakan simbol m. Meter bisa
ditulis sebagai metre dalam bahasa Inggris, atau meter dengan ejaan Amerika.
Sedangkan meteran adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda.
Manfaat dari meteran ini adalah untuk mengukur panjang, baik itu panjang
lahan, lebar lahan, ataupun luas lahan, meteran juga berguna dalam pembuatan
bedengan, karena untuk mengukur panjang dan lebar bedengan serta lebar parit
jarak antara bedengan.
Gambar 3.3. Meteran
3.1.4. Stop Watch
Stop wacth merupakan sebuah
alat atau arlojiyang bisa dimulai atau dihentikan untuk waktu yang tepat. Stopwatch
digunakan untuk menghitung kecepatan traktor untuk mengolah tanah dengan
panjang lahan yang telah ditentukan dilapangan. Atau untuk mengetahui berapa
kecepatan traktor dalam mengolah tanah pada luas lahan tertentu.
Gambar 3.4. Stop Watch
3.1.5. Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan gelas
tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik
yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Fungsinya untuk
mengukur berapa banyak bahan bakar yang digunakan untuk mengolah lahan dengan
luas tertentu, cara mengukurnya adalah sebelum mengolah lahan, bahan bakar pada
traktor diukur dulu kedalamannya menggunakan sepotong kayu, setelah itu traktor
dipakai untuk mengolah lahan, setelah pekerjaan pengolahan lahan selesai, bahan
bakar pasti berkurang, untuk itu ketika akan mengisi bahan bakar traktor
seperti semula, solar harus di ukur menggunakan gelas ukur, dengan demikian dapat
diketahui berapa banyak bahan bakar yang habis terpakai untuk mengolah lahan
tadi.
Gambar 3.5. Gelas Ukur
3.1.6. Cangkul
Cangkul merupakan alat yang
digunakan dalam pembersihan lahan dan pengolahan tanah secara manual. Cangkul
digunakan untuk menggali, membersihkan tanah dari rumput ataupun untuk
meratakan tanah. Cangkul masih digunakan hingga kini. Pekerjaan yang lebih
berat biasanya menggunakan bajak.
Gambar 3.6. Cangkul
3.1.7. Patok
Patok merupakan kayu yang di
buat untuk memberi tanda disetiap sudut lahan yang telah di ukur, agar
memudahkan dalam pengukuran lahan. Di samping itu juga berfungsi untuk memberi
tanda atau batas lahan yang akan diolah masing-masing kelompok.
Gambar 3.7. Patok Kayu
3.1.8. Lahan
Lahan (land) adalah
permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair, dan bahkan benda gas
(Suryatna, 1985: 9). Kemudian (Karmono, 1985 dalam Haryoko, 1996: 13)
memberikan pengertian lahan adalah suatu daerah di permukaan bumi dengan
sifat-sifat tertentu yaitu adanya persamaan dalam hal geologi, geomorfologi,
atmosfir, tanah, hidrologi dan penggunaan lahan, sifat-sifat tersebut adalah
berupa iklim, batuan dan struktur, bentuklahan dan proses, jenis tanah, tata air,
dan vegetasi/tumbuhannya.
Jadi dalam pengertian lahan
terbayang dalam pikiran kita tentang apa yang terkandung di dalamnya dan
bagaimana keadaan tanahnya. Dengan demikian lahan adalah ruang di permukaan
bumi dapat sebagai sumberdaya yang dapat dieksploitasi, dimana dalam
pemanfaatannya hendaknya dilakukan secara benar dengan mempertimbangkan
kelestariannya.
Secara sempit lahan adalah
suatu luasan tertentu yang digunakan untuk bercocok tanam oleh sekelompok orang
atau individu petani. Pada praktikum mekanisasi pertanian ini lahan yang
digunakan yaitu seluas 25 m x 25 m, yang dibagi menjadi 22 bedengan dengan
panjang = 25 m, dan lebar = 80 cm.
Gambar 3.8. Lahan UPT FP UR
3.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum mekanisasi pertanian ini adalah air dan lahan.
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1. Prosedur Umum
Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di
atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Sedangkan pada traktor tangan
dioperasikan oleh operator dengan mengendalikan setang kemudi dari belakang
traktor. Peralatan pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor
perangkat yang disebut three hitch point atau penyambungan titik tiga, yang
terdiri sepasang garpu kiri dan kanan, sedangkan satu tuas lainnya berada dibagian
atas system penyambungan titik tiga, disebut top link (tuas penyambung bagian
atas).
Gambar 4.1. Pengoperasian Traktor Roda
Empat
Dengan menggunakan sistem penyambungan ini
pengaturan posisi peralatan (bajak, danlain-lain.) yang diinginkan dapat diatur
dengan memanjangkan atau memendekkan tuas penyambung atas. Selanjutnya untuk
mengamankan agar traktor tidak terangkat pada saatdioperasikan untuk
pengolahan tanah, maka traktor perlu
disetimbangkan dengan memasang beban tambahan pada bagian depan
traktor. Dengan melakukan persiapan seperti ini, maka traktor telah siap
dioperasikan untuk pengolahan tanah.
Gambar 4.2. Pengoperasian Traktor Roda
Dua
Pemeriksaan Traktor tangan
dan mini taraktor merupakan bagian dari persiapan traktor sebelum dioperasikan.
Pemeriksaan traktor sebelum operasi sangat penting. Diharapkan dengan adanya
pemeriksaan ini kondisi traktor dapat diketahui sejak dini, sehingga penanganannya
tidak terlalu sulit.
Ada beberapa hal dari bagian
traktor yang perlu dilakukan pemeriksaan, yaitu:
a). Memeriksa Mur-Baut (25 jam kerja)
Semua mur-baut dan pengikat
yang lain harus diperiksa. Jika dibiarkan kendur akan mengakibatkan kerusakan
yang lebih berat. Bagian-bagian traktor akan bisa lepas atau patah.
b). Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
Ketegangan V-belt harus
tepat. Belt yang dipakai cukup lama akan mengembang sehingga belt akan kendur.
Belt yang kendur akan menimbulkan slip, sedang yang terlalu kencang akan mudah
rusak dan menghambat putaran mesin.
c). Memeriksa Bahan Bakar
Tangki harus terisi cukup
bahan bakar. Tangki yang kosong akan mengakibatkan udara masuk ke saluran bahan
bakar, sehingga traktor susah dihidupkan. Tangki yang dibiarkan kosong pada
saat traktor disimpan akan mengakibatkan terjadinya pengembunan. Lama kelamaan
air hasil pengembunan akan semakin banyak tertampung di dalam tangki. Apabila
air ini masuk ke dalam ruang pembakaran akan dapat merusak motor. Pemeriksaan
bahan bakar dapat dilihat dari selang penduga yang berada di samping tangki
bahan bakar.
d). Memeriksa Saringan Bahan Bakar (25 jam kerja)
Jenis traktor yang biasa
digunakan adalah motor diesel. Bahan-bakar yang masuk ke dalam ruang pembakaran
harus betul-betul bersih. Bahan bakar yang kotor akan menyumbat lubang nozel.
Kotoran yang mengendap biasanya diperiksa pada mangkuk gelas. Untuk memeriksa
elemen saringan, kran bahan bakar harus ditutup terlebih dahulu, sebelum
membuka mangkuk gelas.
e). Memeriksa
Saringan Udara
Traktor biasa bekerja di
lahan yang penuh debu, sehingga udara yang dihisap motor relatif kotor.
Saringan udara harus dalam kondisi baik, agar dapat menyaring udara dengan
sempurna. Saringan udara traktor tangan banyak yang menggunakan tipe basah.
Saringan dibuka dan diperiksa kebersihan saringan kawat serta ketinggian
permukaan dan kebersihan oli.
f). Memeriksa Sistem Pendingin
Biasanya motor traktor
menggunakan sistem pendingin air sebagai pendingin, baik tipe radiator maupun
kondesor. Periksa keberadaan air dan kebersihan ram radiator.
g). Memeriksa Tuas Kendali / Kontrol
Seluruh tuas kendali/kontrol
harus beroperasi dengan baik. Dengan beroperasinya tuas kontrol dengan baik,
operator dapat mengoperasikan dengan baik pula. Ada beberapa tuas kontrol yang
bisa diatur gerak bebasnya, seperti: Kopling utama, rem, kopling kemudi, dan
gas.
h). Memeriksa Tekanan Ban
Tekanan ban harus standart (16,5 psi). Tidak
boleh terlalu keras atau kempes. Tekanan kedua ban juga harus sama.
i). Memeriksa Sistem Pelumasan
Bagian-bagian yang
bergesekan, perlu diberi pelumas, agar tidak timbul gesekan dan panas. Ada
beberapa bagian dari traktor tangan yang perlu dilumasi, yaitu :
Bagian dalam motor. Oli motor ditampung dalam
karter, dan dapat diperiksa dengan tongkat penduga. Cukup tidaknya dan kotor
tidaknya oli perlu diperiksa. Gigi transmisi. Sama dengan oli motor, oli gigi
transmisi juga perlu diperiksa. Kabel kopling kemudi. Periksa kondisi kawat
yang ada pada kabel kopling, jangan sampai kering atau bahkan berkarat. Agar
tidak berkarat dan lengket perlu dilumasi dengan oli SAE 30/40 Bagian lain dari
traktor yang bergesekan, seperti jari kopling dan cam/pengait kopling utama.
Untuk mencegah keausan, perlu dilumasi dengan oli SAE 30/40
j). Memeriksa Implemen
Implemen yang akan
dioperasikan harus betul-betul siap. Kelengkapan implemen perlu diperiksa.
Implemen yang bergerak, perlu diberi pelumas.
k). Persiapan Peralatan Tangan
Peralatan tangan yang sering
dipakai, terutama yang digunakan untuk mengoperasikan implemen, harus dibawa.
Beberapa jenis traktor tangan dilengkapi dengan bagasi tempat peralatan tangan
tersebut. Tempat peralatan biasanya dibagian atas traktor.
4.2. Prosedur Hand Traktor (Traktor Roda Dua)
4.2.1. Cara Menghidupkan Traktor Roda Dua
Ada beberapa cara
menghidupkan traktor tangan atau dua roda yaitu :
· Posisikan Tuas kopling utama
pada posisi “OFF” atau “rem”, sehingga traktor tidak berjalan pada saat
dihidupkan
· Untuk keamanan, semua tuas
persneleng pada posisi netral.
· Kran bahan bakar dibuka ,
sehingga terjadi aliran bahan bakar ke ruang pembakaran
· Gas dibesarkan pada posisi
“start”, sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang
pembakaran.
· Tuas dekompresi ditarik
dengan tangan kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada saat
engkol diputar.
· Engkol dimasukkan ke poros engkol,
lalu putar engkol searah jarum jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat
mengalir ke atas melumasi bagian-bagian traktor. Biasanya dilengkapi dengan
indikator, untuk menunjukkan adanya aliran pelu
· Putaran engkol dipercepat,
sehingga akan menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
· Kemudian tuas dekompresi
dilepaskan, untuk menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar
sampai motor hidup.
· Setelah motor hidup, engkol
akan terlepas sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait
engkol yang miring.
· Posisi tuas gas digeser pada
posisi “idle” atau stasioner
· motor dihidupkan tanpa beban
kurang lebih selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik
·
Traktor siap untuk dioperasikan
4.2.2. Cara Mematikan Traktor Roda Dua
Cara mematikan traktor
tangan atau dua roda yaitu :
· Beban motor dilepaskan,
· Gas pada posisi “idle” atau
stasioner dikecilkan, sehingga putaran mesin akan pelan, selama 2-3 menit,
· Tuas gas digeser pada posisi
“stop”, hingga motor mati karena tidak ada aliran bahan bakar ke ruang
pembakaran,
· Kran bahan bakar ditutup
4.2.3. Cara Mengoperasikan Traktor Roda Dua
Cara mulai menjalankan traktor tangan
adalah sebagai berikut:
·
Posisi gas digeser sedikit lebih besar dari posisi idle.
·
Gigi persneleng dipindah ke posisi jalan (1,2,3 atau R). Untuk menarik
implemen, jangan menggunakan gigi tinggi, agar operator tidak perlu lari
·
Untuk menarik trailer, posisi stang kemudi diturunkan, agar tidak terjadi
hentakan ke bawah pada saat traktor mulai jalan.
·
Tuas kopling utama dilepas dengan tangan kiri pelan-pelan agar traktor
tidak meloncat pada saat mulai jalan.
·
Khusus untuk traktor yang menarik trailer, setelah traktor mulai jalan,
stang kemudi bisa diangkat lagi
Cara
menjalankan lurus ke depan :
·
Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor tangan”
·
Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada pada stang kemudi.
·
Mata memandang ke depan.
·
Gas diperbesar dengan ibu jari kanan sesuai keinginan.
·
Jangan membelokkan stang kemudi
·
Jangan memindah posisi gigi persneleng dengan terburu-buru
Cara menghentikan traktor/parker :
·
Gas dikecilkan pada posisi idle,
·
Tuas kopling utama ditarik pada posisi “OFF”. Lalu ditarikkembali pada
posisi rem,
·
Persneleng dinetralkan,
·
Gas dikecilkan
Cara menjalankan lurus ke belakang :
·
Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor tangan”
·
Pada saat traktor berjalan, stang kemudi kiri dilepas, sementara tangan
kanan masih memegang stang kemudi.
·
Badan diputar ke kiri sedikit untuk melihat ke belakang.
·
Gas diperbesar dengan ibu jari kanan sesuai keinginan.
·
Jangan membelokkan stang kemudi.
·
Bila traktor dilengkapi dengan implemen, melihat ke belakangnya cukup
sekali-sekali. Sementara kedua tangan masih tetap memegang stang kemudi.
Mengganti gigi persneleng:
·
Lakukan langkah menghentikan traktor
·
Posisi kopling utama “OFF”.
·
Pindahkan posisi gigi persneleng.
·
Mulai menjalankan traktor lagi
Cara membelokkan traktor pada jalan datar :
·
Gas dikecilkan sebelum traktor dibelokkan.
·
Tekan kopling kemudi kiri kalau mau belok ke kiri. Tekan kopling kemudi
kanan kalau mau belok ke kanan.
·
Kalau perlu tangan membantu menggeser stang kemudi.
·
Pada saat mulai membelok jangan terlalu ke tepi, karena untuk haluan
trailer.
Cara melintasi galengan/bedengan (dengan implemen) :
·
Posisi gigi persneleng rendah.
·
Pada saat naik traktor berjalan maju, gas besar
·
Pada saat turun traktor berjalan mundur, gas kecil
·
Apabila galengan terlalu tinggi, buatlah jembatan penghubung dengan
menggunakan papan
Cara melewati tanjakkan :
·
Gigi persneleng dipindah ke posisi rendah sebelum melewati tanjakkan.
·
Jalankan traktor, lalu gas diperbesar.
·
Tidak boleh menarik tuas kopling utama
Cara melewati turunan (dengan trailer) :
·
Gigi persneleng dipindah ke posisi rendah sebelum melewati turunan.
·
Jalankan traktor, gas jangan terlalu besar.
·
Tidak boleh menarik tuas kopling utama
Cara membelokkan traktor pada jalan menanjak :
·
Posisi gas tidak perlu dikecilkan
·
Tekan tuas kopling kemudi sesuai keinginan, dan langsung dilepas setelah
stang berbelok
·
Ulangi penekanan tuas kopling apabila traktor kurang berbelok
·
Tidak boleh menekan kopling kemudi terlalu lama
Cara membelokkan traktor pada jalan menurun :
·
Gas dikecilkan, namun jangan sampai mati
·
Tekan tuas kopling kemudi berlawanan dengan keinginan , dan langsung
dilepas setelah stang berbelok. Apabila akan berbelok kanan, tekan tuas kopling
kemudi kiri, apabila akan berbelok kiri, tekan tuas kopling kemudi kanan.
·
Ulangi penekanan tuas kopling kemudi apabila traktor kurang berbelok
·
Tidak boleh menekan tuas kopling kemudi terlalu lama
4.2.4. Proses Bajak Singkal Pada Traktor Roda Dua
Bajak singkal ini dapat
digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik
tanah. Bagian dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut
bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih. Bottom ini
dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2) pisau
(share), dan 3) penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut diikat
pada bagian yang disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka
(frame) melalui batang penarik (beam).
Pada saat bajak bergerak maju, maka pisau (share)
memotong tanah dan. mengarahkan potongan/keratan tanah (furrow slice) tersebut
ke bagian singkal. Singkal akan menerima potongan tanah, dan karena kelengkungannya
maka potongan tanah akan dibalik dan pecah. Kelengkungan singkal ini berbeda
untuk kondisi dan jenis tanah yang berbeda agar diperoleh pembalikan dan
pemecahan tanah yang baik.
Penahan samping adalah
bagian yang berfungsi untuk menahan tekanan samping dari keratan tanah pada
singkal, disamping sekaligus menjaga kestabilan jalannya bajak sewaktu bekerja.
Bagian yang paling banyak bersinggungan dengan tanah dari bagian ini adalah
bagian belakang yang disebut tumit (heel). Untuk menjaga keausan karena gesekan
dengan tanah, bagian tumit ini dalam pembuatannya diperkeras. Selain dari
bagian-bagian diatas, bajak singkal diperlengkapi dengan alat yang disebut
pisau pemotong (coulter). Bagian ini berfungsi untuk membelah tanah atau
tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah sebelum pisau bajak memotong
tanah. Dengan demikian sisa-sisa tumbuhan diatas tanah dapat dibalik dengan
baik dan memperingan pekerjaan pisau bajak. Ada dua bentuk pisau pemotong,
yaitu pisau pemotong stasioner (stationary knife) dan pisau pemotong berputar
(rolling coulter).
4.2.5. Proses Bajak Rotary Traktor Roda Dua
Bajak rotari adalah bajak
yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar.Berbeda dengan bajak piringan yang
berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang
dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan
oleh suatu motor.Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk
pertanaman padi.
Bajak rotary digunakan pada pengolahan
tanah kedua untuk memecah bongkahan tanah setelah dilakukan pembajakan
menggunakan bajak singkal.
Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa
dipergunakan :
·
Jenis pertama yang disebut dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull
auxiliary rotary engine). Pada jenis ini terdapat motor khusus untuk
menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya ditarik olehtraktor .
·
Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off
driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik
gandeng (three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO
traktor.
·
Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self
propelled garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda
2. Bajak rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau
sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah
tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak.
Gambar 4.3. Hand Traktor Menggunakan Bajak Rotary
4.3. Prosedur Mini Traktor (Traktor Roda Empat)
4.3.1. Cara
Menghidupkan Traktor Roda Empat
Ada beberapa cara
menghidupkan traktor roda empat yaitu :
·
Operator naik ke traktor dengan kedudukan kehadapan, kerana dapat melihat
bahagian kawalan. berhati-hati supaya jangan sentuh bahagian kawalan, baik
tangan maupun kaki.
·
Duduk dengan baik di tempat duduk, kerana keseluruh anggota badan,
diperlukan untuk mengendalikan traktor
·
Semua suis ke arah "OFF", untuk memastikan strom accu pada saat
kunci kenalan pada kedudukan "ON"
·
Semua tuil dan pedal neutral. Sehingga pada saat traktor dihidupkan,
semua peralatan traktor tidak berjalan.
·
Kunci kenalan dimasukkan dan putar ke kanan ke arah "ON".
·
Kunci kenalan dipusingkan ke kanan ke arah "PREHEAT"
selama lebih kurang 10 - 20 saat. Atau sampai penunjuk pemanas mesin berpijar,
sebagai tanda ruangan pembakaran sudah cukup panas. Dengan panasnya ruangan
pembakaran, akan sempurna.
·
Pedal kopling diinjak penuh, untuk menjaga agar traktor tidak berjalan
pada saat distater.
·
Tuil gas diluncurkan pada kedudukan "START" atau gas quality.
·
Kunci kenalan dipusingkan ke kanan penuh ke arah "START",
sehingga motor stater akan memainkan motor penggerak.
·
Setelah motor hidup, akan cabut kunci kenalan, sehingga kunci kenalan
secara automatik kembali ke posisi "ON". Untuk mematikan motor
stater.
·
Setelah motor hidup, lampu penunjuk pengecasan accu dan penunjuk
sirkulasi oli pelumas mati.
·
Kedudukan gas ke idle dikecilkan
·
Pedal kopling dilepaskan pelan-pelan.
·
Traktor siap untuk dioperasikan.
4.3.2. Cara Mematikan Traktor Roda Empat
Cara mematikan traktor roda empat yaitu :
·
Beban motor dilepaskan.
·
Gas pada kedudukan "idle" atau stasioner dikecilkan, sehingga
pusingan enjin akan pelan, selama 1 menit.
·
Seluruh bahagian kawalan dinetralkan, tuil hidrolik pada kedudukan turun.
·
Tuil gas diluncurkan pada kedudukan "stop", sehingga motor mati
kerana tidak ada aliran bahan bakar ke ruang pembakaran.
·
Setelah motor mati, kunci kenalan dipusingkan ke kedudukan
"OFF", lalu cabut.
·
Pengunci brek dipasang sebelum meningalkan traktor
4.3.3. Cara Mengoperasikan Traktor Roda Empat
Ada dua macam kemampuan dalam menjalankan
traktor yaitu :
1). Menjalankan traktor di jalan
Traktor disambung dengan
trailer, berguna untuk mengangkut bahan, dalam hal ini termasuk juga untuk
mengangkut implemen dari bengkel/garasi ke lahan.
2). Menjalankan traktor di lahan
Traktor disambung dengan
implemen, berguna untuk mengoperasikan implemen. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai dasar-dasar untuk menjalankan traktor roda empat, secara singkat :
1). Memulai menjalankan traktor roda empat
·
Posisi gas digeser sedikit lebih besar dari posisi idle.
·
Tuas rem parkir dilepas
·
Pedal kopling diinjak penuh
·
Tuas persneleng cepat lambat dipindahkan ke posisi “cepat” atau “lambat”
·
Tuas persneleng utama dipindah ke posisi jalan (1,2,3 atau R).
·
Pedal kopling utama dilepas pelan-pelan agar traktor tidak meloncat pada
saat mulai jalan.
2). Menjalankan lurus ke depan
·
Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor roda empat”
·
Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada pada kemudi. Posisi ibu jari keluar.
·
Pandangan mata kedepan.
·
Gas diperbesar untuk mempercepat jalannya traktor sesuai keinginan.
·
Kedua kaki dipindah ke landasan, jangan di pedal gas, kopling atau rem.
·
Jangan membelokkan stang kemudi
·
Jangan memindah posisi gigi persneleng
3). Menghentikan traktor
·
Gas dikecilkan pada posisi idle untuk mengurangi kecepatan
·
Pedal kopling diinjak sehingga posisi transmisi terlepas
·
Pedal rem diinjak, traktror akan berhenti.
·
Persneleng utama dan persneleng cepat lambat dinetralkan.
4). Menjalankan lurus ke belakang.
·
Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor roda empat”
·
Badan diputar ke kiri atau ke kanan sedikit untuk melihat ke belakang.
·
Pada saat traktor berjalan, kedua tangan berada pada kemudi.
·
Mata memandang ke belakang.
·
Gas diperbesar untuk mempercepat jalannya traktor sesuai keinginan.
·
Jangan membelokkan stang kemudi
·
Jangan memindah posisi gigi persneleng
5). Menjalankan lurus ke belakang dengan trailer
·
Gigi yang rendah digunakan terlebih dahulu
·
Selalu perhatikan ujung trailer
·
Pada saat trailer akan berbelok ke kiri, putar stir sedikit ke kiri, lalu
kembalikan saat trailer mulai lurus kembali.
·
Pada saat trailer akan berbelok ke kanan, putar stir sedikit ke kanan,
lalu kembalikan saat trailer mulai lurus kembali.
6). Mengganti gigi persneleng
·
Lakukan langkah menghentikan traktor
·
Posisi gigi persneleng dipindahkan sesuai kecepatan yang diinginkan.
·
Mulai menjalankan traktor lagi.
7). Membelokkan traktor di jalan
·
Gas dikecilkan sebelum traktor dibelokkan.
·
Biarkan setengah badan traktor melewati belokan
·
Stir kemudi diputar ke kanan atau ke kiri
·
Pada saat mulai membelok jangan terlalu ke tepi, karena untuk haluan.
8). Membelokkan traktor dengan trailer secara mundur
(misalnya ke kanan)
·
Posisi traktor di tengah jalan ada saat akan berbelok
·
Stir diputar ke kiri sehingga trailer akan berbelok ke kanan
·
Setelah trailer mulai masuk ke belokan jalan, stir diputar dengan cepat
ke kanan
·
Pada saat traktor dan trailer posisinya mulai satu sumbu (setelah
berbalok), stir diluruskan kembali
9). Membelokkan traktor ke jalan (gang) yang sempit
·
Sebelum berbelok, stir diputar berlawanan arah dengan arah belok
·
Pada saat akan berbelok stir diputar dengan cepat, sehingga traktor
berbelok dengan tajam
·
Pada saat traktor akan memasuki gang yang sempit, posisinya sudah tidak
berbelok lagi.
10). Membelokkan traktor dari jalan (gang) yang sempit
Traktor dijalankan sampai
seluruh badan traktor keluar dari gang sempit.
11). Melewati tanjakkan
·
Gigi persneleng dipindah ke posisi rendah sebelum melewati tanjakkan.
·
Traktor dijalankan, lalu gas diperbesar secara pelan-pelan, untuk
mencegah roda depan terangkat
·
Tidak boleh memindah gigi persneleng pada saat menanjak.
12). Melewati turunan
·
Gigi persneleng dipindah ke posisi rendah sebelum melewati turunan.
·
Dijalankan traktor, gas jangan terlalu besar.
·
Tidak boleh memindah gigi persneleng pada saat menurun.
·
Hindari penggunaan rem secara berlebihan, biarkan mesin mengerem sendiri
4.3.4. Proses Bajak Singkal Pada Traktor Roda
Empat( Mini Tractor)
Bajak singkal merupakan Alat
pengolahan tanah pertama alat yang pertama sekali digunakan yaitu yang
berfungsi untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Bajak singkal ini dapat
digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah.
Bagian dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut bottom.
Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih. Bottom ini dibangun dari
bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2) pisau (share), dan 3)
penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut diikat pada bagian
yang disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame)
melalui batang penarik (beam).
Gambar 4.4. Bajak Singkal Mini Traktor
Pada saat bajak bergerak
maju, maka pisau (share) memotong tanah dan. mengarahkan potongan/keratan tanah
(furrow slice) tersebut ke bagian singkal. Singkal akan menerima potongan
tanah, dan karena kelengkungannya maka potongan tanah akan dibalik dan pecah.
Kelengkungan singkal ini berbeda untuk kondisi dan jenis tanah yang berbeda
agar diperoleh pembalikan dan pemecahan tanah yang baik.
Penahan samping adalah bagian yang berfungsi
untuk menahan tekanan samping dari keratan tanah pada singkal, disamping
sekaligus menjaga kestabilan jalannya bajak sewaktu bekerja. Bagian yang paling banyak bersinggungan dengan
tanah dari bagian ini adalah bagian belakang yang disebut tumit (heel). Untuk
menjaga keausan karena gesekan dengan tanah, bagian tumit ini dalam
pembuatannya diperkeras. Selain dari bagian-bagian diatas, bajak singkal
diperlengkapi dengan alat yang disebut pisau pemotong (coulter). Bagian ini
berfungsi untuk membelah tanah atau tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas
tanah sebelum pisau bajak memotong tanah. Dengan demikian sisa-sisa tumbuhan
diatas tanah dapat dibalik dengan baik dan memperingan pekerjaan pisau bajak.
Ada dua bentuk pisau pemotong, yaitu pisau pemotong stasioner (stationary
knife) dan pisau pemotong berputar (rolling coulter).
Ukuran bajak adalah lebar
bajak, dinyatakan dalam satuan panjang. Ukuran dari satu bajak adalah dengan
mengukur jarak dari sayap (wing) sampai penahan samping. Secara teoritis ukuran
ini dapat dianggap sebagai lebar pembajakan atau lebar pemotong tanah.
Bajak singkal apabila
dilihat dari atas atau samping akan terlihat suatu rongga atau hisapan
(suction). Suction ini perlu untuk mencapai kedalaman atau lebar potongan
bajak. Besarnya suction ini beragam dari 1/8 sampai 3/16 inci. Ukuran ini
disebut juga celah (clearance). Tempat dari suction ini berbeda untuk bajak
yang mempunyai roda belakang (real furrow wheel) dan tanpa roda belakang
(Gambar 20 dan 21). Disamping untuk pemotongan tanah, hisapan (suction) ini
berperan juga dalam menstabilkan jalannya bajak.
Hisapan Kebawah (Down
suction) atau celah vertikal (vertical clearance) beragam dari 1/8 sampai 3/16
inci pada bajak tanpa roda belakang tergantung dari jenis alat dan jenis tanah.
Pada bajak dengan roda belakang, hisapan kebawah (down suction) sebesar 1/4
sampai 1/2 inci.Bila bajak singkal bekerja memotong dan membalik tanah maka
akan terbentuk alur yang disebut furrow. Bagian tanah yang diangkat dan
diletakkan kesamping, disebut keratan tanah (furrow slice). Bila pekerjaan
dimulai dari tengah areal secara bolak-balik dan arah perputaran ke kanan, maka
akan berbentuk alur balik (Back furrow) (Gambar 22). Bila pekerjaan bolak balik
dimulai dari tengah dan arah perputaran ke kiri, maka akan terbentuk alur mati
(Dead furrow). Pembalikan tanah umumnya kekanan.
Dalam operasional bajak
dapat digolongkan atas bajak tarik (trailing moldboard plow) dan bajak yang
dapat diangkat secara hidrolik (mounted moldboard plow). Dilihat dari hasil
kerjanya dapat digolongkan atas bajak satu arah (one way) dan bajak dua arah
(two way). Menggunakan bajak dua arah memberikan keuntungan dalam menghindari
terbentuknya alur balik (back furrow).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
NO.
|
Pengamatan
|
Hasil
|
|
1
|
Lebar
Bajakan
|
_
|
|
2
|
Kecepatan
(m/s)
|
1,2008
|
|
3
|
Kapasitas
Lapang Teoritis (KLT) (ha/jam)
|
_
|
|
4
|
Luas
Lahan (ha)
|
0,0375
|
|
5
|
Waktu
Kerja (jam)
|
0,398
|
|
6
|
KLE
(ha/jam)
|
0,094
|
|
7
|
BBT
(L/ha)
|
5,3
|
|
8
|
Eff
(%)
|
_
|
|
9
|
Slip
Roda Traksi (%)
|
6
|
|
Tabel 1. Hasil Pengamatan Traktor Roda Dua (Yanmar)
Menggunakan Garu
No.
|
Pengamatan
|
Ulangan
|
Hasil
|
1
|
Lebar
Bajakan (m)
|
Tengah
|
0,38
|
Kanan
|
0,21
|
||
Kiri
|
0,21
|
||
2
|
Kecepatan
(m/s)
|
1
|
0,183
|
2
|
0,277
|
||
3
|
0,525
|
||
4
|
0,949
|
||
3
|
KLT
(ha/jam)
|
Tengah
|
0,025
|
Kanan
|
0,014
|
||
Kiri
|
0,014
|
||
4
|
Luas
Lahan (ha)
|
0,007227
|
|
5
|
Waktu
Kerja (jam)
|
0,556
|
|
6
|
KLE
(ha/jam)
|
0,013
|
|
7
|
BBT
(L/ha)
|
41,51
|
|
8
|
Eff
(%)
|
92,86
|
|
9
|
Slipe
Roda Traksi (%)
|
42,05
|
Tabel 2. Hasil Pengamatan Traktor Roda Dua (Kubota Ban
Karet) Bajak Singkal
No.
|
Pengamatan
|
Ulangan
|
Hasil
|
1
|
Lebar Bajakan (m)
|
_
|
0,60
|
2
|
Kecepatan (m/s)
|
0,46
|
|
3
|
KLT (ha/jam)
|
0,099
|
|
4
|
Luas Lahan (ha)
|
0,01
|
|
5
|
Waktu Kerja (jam)
|
0,149
|
|
6
|
KLE (ha/jam)
|
0,067
|
|
7
|
BBT (L/ha)
|
16
|
|
8
|
Eff (%)
|
67
|
|
9
|
Slipe Roda Traksi (%)
|
_
|
Tabel 3. Hasil Pengamatan Traktor Roda Dua (Kubota Ban
Karet) Bajak Rotari
No.
|
Pengamatan
|
Ulangan
|
Hasil
|
1
|
Lebar
Bajakan (m)
|
_
|
0,46
|
2
|
Kecepatan
(m/s)
|
0,285
|
|
3
|
KLT
(ha/jam)
|
0,047
|
|
4
|
Luas
Lahan (ha)
|
0,01
|
|
5
|
Waktu
Kerja (jam)
|
0,1375
|
|
6
|
KLE
(ha/jam)
|
0,073
|
|
7
|
BBT
(L/ha)
|
5
|
|
8
|
Eff
(%)
|
_
|
|
9
|
Slipe
Roda Traksi (%)
|
_
|
Tabel 4. Hasil Pengamatan Traktor Roda
Dua (Kubota Roda Besi) Bajak Rotari
No.
|
Pengamatan
|
Ulangan
|
Hasil
|
1
|
Lebar
Bajakan (m)
|
_
|
_
|
2
|
Kecepatan
(m/s)
|
_
|
|
3
|
KLT
(ha/jam)
|
_
|
|
4
|
Luas
Lahan (ha)
|
0,0625
|
|
5
|
Waktu
Kerja (jam)
|
1,34
|
|
6
|
KLE
(ha/jam)
|
0,047
|
|
7
|
BBT
(L/ha)
|
16
|
|
8
|
Eff
(%)
|
_
|
|
9
|
Slipe
Roda Traksi (%)
|
_
|
Tabel 5. Hasil
Pengamatan Mini Traktor
5.2. Pembahasan
1.
Pengamatan
Traktor Roda Dua (Yanmar) Menggunakan Garu (Tabel 1)
Pengambilan
data dengan menggunakan traktor roda dua dan traktor roda empat dilakukan dari
tanggal 3 April 2014 hingga tanggal 24 April 2014.
Pengambilan
data dengan menggunakan traktor roda dua (yanmar) dengan menggunakan garu tidak
dihitung lebar bajakannya, dilihat pada tabel 1 menunjukkan kecepatan yang
didapat sebesar 1,2008 m/s. Pada pengamatan ini dihitung KLE (Kapasitas Lapang
Efektifnya yaitu hanya dihitung di perlakuan data waktu kerja keseluruhan dari mulai
kerja hingga selesai (WK) dan luas hasil pengolahan keseluruhan (L). Hasil dari
pengukuran luas lahan yang diolah yaitu 0,0375 ha, sedangkan hasil dari
perhitungan waktu kerjanya yaitu 0,398 jam. Rumus KLE yaitu :
KLE = Kapasitas lapang efektif (ha/jam)
L =
Luas lahan pengolahan tanah (m)
WK =
Waktu kerja (jam)
KLE = L / WK
KLE = 0,0375 / 0,398
KLE = 0,094 ha/jam
Maka,
KLE yang didapatkan sebesar 0,094 ha/jam
Kemudian
dilakukan pengukuran BBT (Bahan Bakar Terpakai) lt/ha. Jumlah BBT nya yaitu
sebanyak 5,3 lt/ha. Sedangkan Slip Roda Traksi atau selisih jarak tempuh
traktor pada saat pengolahan tanah dengan jarak tempuh traktor tanpa beban
(tidak mengolah tanah) dalam putaran roda traksi yang sama sebesar 6%.
2. Pengamatan Traktor Roda Dua (Kubota
Ban Karet) Bajak Singkal (Tabel 2)
Dari
tabel 2 didapatkan pembahasan, lebar bajakan pada ulangan tengah sebesar 0,38
m, lebar bajakan pada ulangan kanan sebesar 0,21 m, sedangkan lebar bajakan
pada ulangan kiri sebesar 0,21 m.
Kecepatan yang didapatkan pada ulangan
1 sebesar 0,183 m/s, kecepatan pada ulangan 2 sebesar 0,277 m/s, kecepatan pada
ulangan 3 sebesar 0,525 m/s, dan kecepatan pada ulangan 4 sebesar 0,949 m/s.
Pada pengamatan dengan menggunakan traktor
roda dua (kubota ban karet) dengan menggunakan bajak singkal ini dilakukan
perhitungan KLT atau Kapasitas Lapang Teoritis yang dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
KLT = 0,36 (V x LP)
Keterangan :
V =
Kecepatan rata-rata (m/detik)
LP =
Lebar bajakan (m)
·
Untuk
KLT ulangan tengah
KLT = 0,36 (V x LP)
KLT = 0,36 (0,183 x 0,38)
KLT = 0,025 ha/jam
·
Untuk
KLT ulangan kanan
KLT = 0,014 ha/jam
·
Untuk
KLT ulangan kiri
KLT = 0,014 ha/jam
Luas
lahan yang diolah sebesar 0,007227 ha dengan waktu kerja selama 0,556 jam.
Setelah itu dilakukan pengukuran KLE (Kapasitas Lapang Teoritis) dengan rumus :
KLE = L / WK
Keterangan :
KLE :
Kapasitas lapang efektif (ha/jam)
L : Luas lahan pengelahan tanah (m)
WK : Waktu kerja (jam)
KLE = L / WK
KLE = 0,007227 / 0,556
KLE = 0,013 ha/jam
BBT
(Bahan Bakar Terpakai) sebanyak 41,51 lt/ha, efisiensi lapang sebesar 92,86%
dan slip roda traksi sebesar 42,05%.
3.
Pengamatan
Traktor Roda Dua (Kubota Ban Karet) Bajak Rotari (Tabel 3)
Pada pengukuran kali ini didapatkan lebar
bajakan sebesar 0,60 m tanpa ulangan. Kecepatan bajakan selama 0,46 m/s,
sehingga didapatkan KLT (Kapasitas Lapang Teoritis) :
KLT
= 0,36 (V x LP)
KLT
= 0,36 (0,46 x 0,60)
KLT
= 0,099 ha/jam
Luas
lahan yang diolah seluas 0,01 ha dengan waktu kerja selama 0,149 jam sehingga
didapatkan KLE (Kapasitas Lapang Efektif) :
KLE = L / WK
KLE = 0,01 / 0,149
KLE = 0,067 ha/jam
Jumlah
bahan bakar yang terpakai (BBT) pada pengukuran kali ini sebanyak 16 lt/ha dan
Efisiensi lapangnya sebesar 67%.
4. Pengamatan Traktor Roda Dua (Kubota
Roda Besi) Bajak Rotari
Pada pengukuran kali ini didapatkan lebar
bajakan sebesar 0,46 m dengan kecepatan rata-rata bajakannya selama 0,285 m/s.
Sehingga didapatkan KLT (Kapasitas lapang teoritis) nya :
KLT
= 0,36 (V x LP)
KLT
= 0,36 (0,285 x 0,46)
KLT
= 0,047 ha/jam
Luas lahan yang digunakan pada pengukuran
kali ini seluas 0,01 ha dengan waktu kerjanya selama 0,1375 jam. Sehingga
didapatkan KLE (Kapasitas Lapang Efektif) nya :
KLE
= L / WK
KLE
= 0,01 / 0,1375
KLE
= 0,073 ha/jam
Bahan bakar yang digunakan sebanyak 5
lt/ha.
5. Pengamatan Mini Traktor
Pada pengukuran kali ini hanya dilakukan
pengukuran KLE (Kapasitas Lapang Efektif) saja, yaitu luas lahan yang digunakan
seluas 0,0625 ha dengan waktu kerja selama 1,34 jam. Maka didapatkan KLE :
KLE
= L / WK
KLE
= 0,0625 / 1,34
KLE
= 0,047
Dengan jumlah bahan bakar yang terpakai
sebanyak 16 lt/ha.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari hasil praktikum mekanisasi pertanian ini adalah :
·
Pada
pengukuran dengan menggunakan Traktor Roda Dua (Yanmar) Menggunakan Garu,
didapatkan :
KLE
= 0,094 ha/jam
BBT
(Bahan Bakar Terpakai) lt/ha. Jumlah BBT nya yaitu sebanyak 5,3 lt/ha.
Sedangkan Slip Roda Traksi sebesar 6%.
·
Pada
pengukuran dengan menggunakan Traktor Roda Dua (Kubota Ban Karet) Bajak
Singkal, didapatkan :
KLT
= 0,36 (V x LP)
·
Untuk
KLT ulangan tengah
KLT = 0,36 (V x LP)
KLT = 0,36 (0,183 x 0,38)
KLT = 0,025 ha/jam
·
Untuk
KLT ulangan kanan
KLT = 0,014 ha/jam
·
Untuk
KLT ulangan kiri
KLT = 0,014 ha/jam
KLE = 0,013 ha/jam
BBT
(Bahan Bakar Terpakai) sebanyak 41,51 lt/ha, efisiensi lapang sebesar 92,86%
dan slip roda traksi sebesar 42,05%.
·
Pada
pengukuran dengan menggunakan Traktor Roda Dua (Kubota Ban Karet) Bajak Rotari,
didapatkan :
KLT = 0,099 ha/jam
KLE
= 0,067 ha/jam
Jumlah
bahan bakar yang terpakai (BBT) pada pengukuran kali ini sebanyak 16 lt/ha dan
Efisiensi lapangnya sebesar 67%.
·
Pada
pengukuran dengan menggunakan Traktor Roda Dua (Kubota Roda Besi) Bajak Rotari,
didapatkan :
KLT = 0,047 ha/jam
KLE = 0,073 ha/jam
Bahan bakar yang digunakan sebanyak 5
lt/ha.
·
Pada
pengukuran dengan menggunakan Mini Traktor, didapatkan :
KLE = 0,047
Dengan jumlah bahan bakar yang terpakai
sebanyak 16 lt/ha.
6.2. Saran
Dalam
melaksanakan praktikum mekanisasi pertanian ini, praktikan harus mematuhi
peraturan-peraturan yang diterangkan oleh asisten dosen, terutama dalam hal
keselamatan dan pengoperasian traktor. Karena apabila praktikum dilakukan tanpa
menggunakan peralatan keselamatan dan tidak baik dalam mengoperasikan alat dan
mesin pertanian akan menyebabkan kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Irwanto, A. Kohar, Ir. 1980.
Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. LTAS Mekanisasi
dan Teknologi Hasil Pertanian. Departemen Mekanisasi Pertanian. Bogor.
Mulyoto
H. dkk, 1996. Mesin-mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Nawawi Gunawan, Ir., MS. 2001.
Pengenalan Alat Dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan Nasional
Proyek Pengembangan Sistem Dan Standar Pengelolaan Smk. Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan. Jakarta
Nurdi
Ibnu W. dan Darmadi, 1998. Pengolahan Tanah Pertama. PPPG. Pertanian. Cianjur.
Wijato,dkk.
2002. Mesin-mesin pertanian. Bumi
Aksara. Jakarta
http://diperta.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Pengoperasian_dan_Perawatan_Hand_Tractor_%28Traktor_Tangan%29.pdf diakses pada tanggal 26 Mei 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/traktor diakses
pada 26 Mei 2014
http://sandiepj13.blogspot.com/2014/01/laporan-mekanisasi-pertanian.html
http://tokoalatmesin.indonetwork.co.id/1411176/hand-tractor-traktor-tangan.htm diakses
pada mei 2014
http://www.mesinpertanian.com/Traktor_Tangan_Mesin_Hand_Traktor_Traktor_Pertanian.html
diakses mei 2014
http://www.antaranews.com/berita/1267997399/gubernur-serahkan-145-traktor-tangan-untuk-bengkulu-selatan
diakses mei 2014